Bolmut, Sulutnews.com – Tanggal 22 Maret setiap tahunnya selalu diperingati sebagai Hari Air Sedunia (World Water Day). Jumat (21/03/2025).
Hal ini sesuai dengan kesepakatan pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke 47 pada tanggal 22 Desember 1992.
Hari Air Sedunia mulai diperingati sejak tahun 1993 sebagai upaya untuk menarik perhatian masyarakat dunia terkait pentingnya air bersih dan pengelolaan sumber air yang berkelanjutan.
Fokus utama hari air sedunia adalah untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6: Air dan sanitasi untuk semua.
Pada tahun 1912, Kerajaan Bolangitang dan Kerajaan Kaidipang bergabung menjadi Kerajaan Kaidipang Besar, diperintah oleh rajanya yang pertama dan terakhir, Raja Ram Suit Pontoh (R.S.Pontoh), berkuasa selama 34 tahun memerintah hingga tahun 1950, menyatakan diri bergabung dengan Negara Republik Indonesia.
Kerajaan Kaidipang dikenal terpanjang pantainya, terletak di pesisir pantai utara Sulawesi Utara.
Radja Kaidipang besar Ram Suit Pontoh sangat berjasa membangun kerajaannya dan fokus pada pembangunan infrastruktur pertanian dengan membangun bendungan air di Desa Pontak serta membangun irigasi mengairi ribuan hektar persawahan.
Kemampuan manajerialnya adalah mendatangkan para arsitektur bendungan dan tata kota dari negeri Belanda.
Konsep membangun pusat kepemerintahan di ibukota Boroko dan Bolangitang adalah menyiapkan danau buatan di belakang Istana Komaliq dan menata danau teratai putih untuk menampung air hujan, guna mencegah banjir pada saat pasang surut air laut.
Prinsip utama danau resapan ini adalah memperluas bidang penyerapan. Teknik ini adalah upaya manusia untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengembangkan daya guna air.
Cara yang digunakan adalah dengan menambah besar tampungan air tanah dan mengurangi dimensi jaringan drainase.
Terdapat beragam manfaat danau bagi masyarakat dan lingkungan hidup. Dengan adanya danau alami ataupun buatan, ada beragam fungsi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Danau sendiri merupakan salah satu wujud sumber daya alam yang tepatnya dikelilingi oleh daratan luas. Secara alamiah, proses pembentukannya tentu tak membutuhkan waktu yang singkat.
Biasanya, danau dapat terbentuk lantaran adanya pencairan gletser, munculnya sumber mata air, hingga adanya aliran sungai yang membentuk cekungan sedemikian rupa. Tak hanya bagi manusia, manfaat danau juga dapat dirasakan oleh berbagai makhluk hidup lainnya hingga mampu membentuk suatu ekosistem alami.
Apa manfaat danau resapan air pada musim hujan? Berikut 5 manfaat utamanya.
1. Mengurangi dan mencegah risiko banjir.
2. Menambah cadangan air tanah sehingga ketersediaan air tanah terjaga.
3. Mencegah erosi tanah pada wilayah perbukitan.
4. Mencegah intrusi air laut (perembesan air laut atau cairan lain ke dalam lapisan tanah sehingga menyebabkan percampuran).
5. Menampung debit air hujan yang turun di daerah tersebut.
Pada dasarnya, daerah resapan air adalah sebuah daerah yang disediakan untuk masuknya air dari permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu aliran air di dalam tanah.
Philips Pontoh dikenal sebagai pemuda yang peduli pada budaya adat istiadat serta peduli dengan kelestarian lingkungan hidup, berharap kepada pemerintah daerah Bolaang Mongondow Utara dalam setiap kebijakan untuk hati-hati memberikan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) di seputaran danau teratai putih Bolangitang Barat.
“Kita berharap Danau Teratai Putih di Bolangitang Barat tetap dipertahankan keberadaannya, dapat dijadikan obyek wisata alam. Jika danau ini hilang fungsinya sebagai danau serapan air hujan, maka suatu saat banjir akan datang menghantam pemukiman penduduk,” ungkapnya. *** GG