Sitaro.sulutnews.com – Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Chyntia Ingrid Kalangit, menegaskan bahwa masa depan perkebunan pala di daerah kepulauan ini akan semakin cerah. Hal ini menyusul kepastian program bantuan bibit pala dari pemerintah pusat seluas 300 hektar pada 2026, yang akan dilanjutkan dengan tambahan 200 hektar pada 2027.
“Ini perhatian yang luar biasa dari pemerintah pusat. Tahun 2026 kita mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk rehabilitasi pala, baik yang sudah tua maupun rusak, dengan total 300 hektar. Tahun berikutnya ditambah lagi 200 hektar. Tidak hanya bibit, ada juga dukungan biaya operasional untuk petani,” ujar Bupati Chyntia usai bertemu dengan Pelaksana Tugas Dirjen Perkebunan, Dr. Abdul Roni Angkat, di Jakarta.
Menurut Bupati, strategi yang akan ditempuh adalah rehabilitasi tanaman tua agar tetap produktif, mengingat lahan di Sitaro tidak terlalu luas. Agar bantuan tepat sasaran, Pemkab akan melakukan pemetaan lahan dengan titik koordinat sekaligus membentuk kelompok tani penerima manfaat.
“Dengan data yang jelas, penyaluran bantuan bisa lebih terarah. Kami pun langsung turun lapangan untuk mengecek kesiapan Dinas Pertanian setelah pulang dari kementerian,” tambahnya.
Dukungan Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan menyambut positif usulan dari Pemkab Sitaro. Plt. Dirjen Perkebunan, Dr. Abdul Roni Angkat, menegaskan bahwa pala dan kelapa menjadi komoditas prioritas karena kontribusinya terhadap ekonomi masyarakat dan potensinya di pasar ekspor.
“Pala dari Sitaro punya kualitas unggulan yang sudah diakui dunia. Karena itu, program peremajaan dan rehabilitasi ini bukan hanya soal bibit, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen pala terbesar,” jelas Abdul Roni.
Kementerian menilai dukungan anggaran melalui DAK bukan sekadar program bantuan tahunan, melainkan strategi jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan perkebunan rakyat. Selain itu, pihaknya juga siap memberikan pendampingan teknis dan penyuluhan agar petani lebih terampil dalam mengelola lahan.
Harapan Petani
Program ini langsung disambut penuh antusias oleh para petani pala di Sitaro. Okta Kansil, seorang petani pala dari Kecamatan Siau Timur, mengaku bantuan bibit baru memberi semangat baru bagi mereka.
“Banyak pohon pala kami sudah tua, produksinya menurun. Dengan bantuan bibit baru, kami bisa kembali semangat. Apalagi kalau ada biaya operasional, setidaknya bisa membantu ongkos perawatan kebun. Kami berharap hasil panen nanti bisa lebih banyak dan harga jual tetap stabil,” ujarnya.
Data Perkebunan Pala di Sitaro
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sitaro tahun 2024, luas areal tanaman pala di Sitaro mencapai 7.842 hektar dengan produksi sekitar 6.500 ton per tahun. Angka ini menjadikan pala sebagai komoditas unggulan daerah, dengan kontribusi lebih dari 40 persen terhadap total produksi perkebunan rakyat.
Namun, sekitar 55 persen tanaman pala di Sitaro masuk kategori tua dan kurang produktif, sehingga produktivitas rata-rata hanya sekitar 0,8 ton per hektar, lebih rendah dibandingkan potensi optimalnya yang bisa mencapai 1,5 ton per hektar.
Dengan adanya program peremajaan dari pemerintah pusat, diharapkan produktivitas pala Sitaro dapat meningkat signifikan dan kembali memperkuat branding daerah ini sebagai “negeri pala unggulan” di tingkat nasional maupun internasional.









