Rote Ndao,Sulutnews.com – Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antarinstansi, saya menghadiri undangan dari Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) dalam kegiatan Dukungan Penanggulangan Stunting dan Gerakan Masyarakat Sehat di Kawasan Perbatasan yang ditujukan kepada Pemerintah Daerah di wilayah Indonesia Timur. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mempercepat penurunan angka stunting, khususnya di kawasan perbatasan yang masih menghadapi berbagai tantangan pembangunan.
Penanganan Stunting: Tanggung Jawab Multisektoral
Dalam kegiatan tersebut, berbagai strategi dan pendekatan komprehensif dibahas untuk menangani persoalan stunting. Stunting bukan hanya persoalan kesehatan semata, melainkan isu multidimensi yang berhubungan dengan faktor sosial, ekonomi, pendidikan, lingkungan, serta infrastruktur dasar. Penanganannya memerlukan kerja sama yang kuat dari seluruh sektor dan tingkatan pemerintahan, mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah desa, agar intervensi yang dilakukan benar-benar tepat sasaran dan berkelanjutan.

Stunting adalah tanggung jawab kita bersama. Dinas Kesehatan berperan dalam layanan gizi dan kesehatan ibu-anak, Dinas Pendidikan memiliki peran dalam membangun kesadaran gizi sejak usia dini, Dinas PUPR berperan dalam penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak, Dinas Ketahanan Pangan menjamin ketersediaan pangan bergizi, dan Dinas Sosial memperkuat ketahanan keluarga. Semua dinas memiliki peran penting dalam upaya ini. Saya mengusulkan agar pemerintah pusat membentuk lembaga khusus atau badan nasional yang fokus menangani persoalan stunting secara terpadu, sehingga pelaksanaan program di berbagai daerah dapat lebih terkoordinasi, efektif, dan berdampak nyata.
Infrastruktur dan Kesejahteraan di Perbatasan
Usai kegiatan, saya berkesempatan untuk berdiskusi dengan Asisten Deputi Infrastruktur Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat serta Asisten Deputi Infrastruktur Fisik BNPP. Kami membahas berbagai isu strategis yang dihadapi oleh daerah perbatasan, termasuk pentingnya peningkatan infrastruktur dasar, pemerataan pelayanan publik, serta penguatan ekonomi lokal sebagai upaya menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan di wilayah terluar Indonesia.

Penghormatan untuk Prof. Adrianus Mooy
Pada sore harinya, saya bersilaturahmi ke rumah Prof. Adrianus Mooy, tokoh kebanggaan daerah yang memiliki dedikasi tinggi bagi pembangunan bangsa. Dalam kesempatan itu, saya menyampaikan permohonan izin agar nama Prof. Adrianus Mooy dapat digunakan sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Rote. Usulan ini sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan perjuangan beliau yang turut memperjuangkan keberadaan rumah sakit di Rote saat bertugas di BAPENAS. Semoga penamaan ini menjadi simbol penghargaan sekaligus sumber inspirasi bagi generasi penerus untuk terus berkontribusi dan mengabdi demi kemajuan daerah serta kesejahteraan masyarakat.
Mari bersama membangun Rote Ndao, membangun NTT, dan membangun Indonesia!
Reporter : Dance Henukh









