Bitung, Sulutnews.com – Duka mendalam menyelimuti Desa Kawangkoan Baru, Minahasa Utara, setelah tiga wargana, Charles Diansafar, Stenly Humena, dan Ferry Boma dinyatakan tewas dalam tragedi tambang emas ilegal di Yahukimo, Papua.
Medan yang sulit dan kondisi jenazah yang telah mengalami dekomposisi lanjut membuat proses pemulangan tak lagi memungkinkan, meninggalkan kepedihan yang mendalam bagi keluarga.
Dandim 1310/Bitung, Letkol Czi Hanif Tupen, S.T., M.I.P., dalam kunjungan duka, didampingi Ketua Persit KCK LXII Kodim 1310/Bitung Ny. Ratih Hanif, harus mengungkapkan kenyataan pahit itu.
Selain menyampaikan belasungkawa,
kehadirannya juga membawa kabar getir, jenazah ketiga korban tak memungkinkan untuk dipulangkan ke Minahasa Utara.
Koordinasi intensif antara Kodim 1310/Bitung dan Dandim 1715/Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo, terungkap bahwa kondisi geografis yang ekstrem serta kelembaban tinggi di Yahukimo telah mempercepat proses dekomposisi tubuh korban.
Secara medis, jenazah telah memasuki tahap dekomposisi lanjut (advanced decomposition) yang ditandai dengan autolisis dan pembusukan berat, sehingga pemindahan secara fisik, baik melalui jalur udara maupun darat, tak lagi memungkinkan.
“Sudah memasuki hari kelima sejak kejadian. Berdasarkan laporan medis di lapangan, jenazah mengalami kerusakan menyeluruh. Keadaan ini sangat kami sayangkan, namun kami harus sampaikan dengan jujur dan penuh empati kepada keluarga,” ujar Letkol Hanif Tupen di hadapan keluarga korban.
Situasi keamanan yang masih labil dan medan sulit di lokasi kejadian juga menjadi kendala besar dalam proses evakuasi. Letkol Hanif menegaskan bahwa pihaknya bersama jajaran TNI akan terus mendampingi keluarga dalam proses pemulihan psikologis dan administratif pasca-kejadian.
“Kami hadir bukan hanya sebagai aparat, tetapi sebagai sesama manusia yang juga merasakan luka ini. Negara tidak tinggal diam. Kami berkomitmen untuk terus mendampingi, termasuk melalui Danramil 1310-06/Amd yang akan memberikan penjelasan langsung kepada keluarga inti korban,” imbuh Hanif.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat Minahasa Utara untuk mendoakan para korban dan memberikan kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Ini bukan akhir yang kita harapkan. Tapi dalam situasi seberat ini, semoga keluarga diberi ketabahan dan kekuatan untuk menerima dengan lapang dada. Doa kami selalu menyertai,” imbuhnya.
(Tzr)