Kabupaten Rote Ndao,Sulultnews.com – Suatu kejadian kontroversial melibatkan Kepala Desa Bebalain, Alfa Marteni Zakarias, memunculkan kehebohan di tengah masyarakat pada tanggal 04 Desember 2023. Insiden ini dimulai dari upaya pasangan suami istri, Cornelis Petrus dan istrinya, yang mencoba menagih uang pinjaman dari kepala desa.
Pasangan tersebut mengklaim bahwa kepala desa telah menolak memberikan bantuan sosial sebelumnya dan merobek surat undangan bantuan yang seharusnya diterima oleh Cornelis Petrus. Mereka datang untuk meminta pengembalian uang pinjaman yang telah berlangsung sejak tahun 2017.
Kehadiran suami istri ini di rumah Kepala Desa Bebalain pada hari Jumat menjadi puncak kegaduhan, di mana ketegangan mencapai titik tertinggi. Kepala Desa Bebalain, Alfa Marteni Zakarias, tampak marah dan bahkan merusak kursi dengan memuku di depan Cornelis Petrus hingga mengenai nya. Insiden ini menunjukkan kekerasan verbal dan fisik yang merugikan Cornelis Petrus dan istrinya.
Saat diwawancarai, Cornelis Petrus mengungkapkan bahwa tujuan kedatangannya hanyalah untuk menagih uang yang dipinjam oleh Kepala Desa Bebalain untuk biaya wisuda pada tahun 2017. Mereka meminta uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari, terutama pembelian beras.
Namun, pertemuan tersebut tidak hanya diwarnai oleh ketegangan antara pasangan tersebut dan Kepala Desa Bebalain. Ibu kandung Kepala Desa juga terlibat dalam insiden ini dengan melontarkan kata-kata makian dan tindakan provokatif terhadap pasangan suami istri tersebut.
Kejadian berlanjut ketika pasangan tersebut mengadakan acara doa syukuran untuk rumah baru mereka. Meskipun bertujuan positif, Kepala Desa Bebalain menolak memberikan izin untuk menggelar acara tersebut dan malah membuat surat keputusan pembatalan pesta di Desa Bebalain.
Surat keputusan tersebut, menurut Kepala Desa Bebalain, dibuat karena masyarakat di Desa Bebalain mengeluhkan kelaparan, sehingga mereka tidak ingin ada pesta di tengah kondisi sulit tersebut. Namun, pasangan suami istri tersebut membantah, mengklaim bahwa acara doa syukuran bukanlah pesta besar, melainkan ungkapan syukur atas rumah baru mereka.
Seiring berjalannya peristiwa ini, pertanyaan muncul mengenai transparansi kebijakan kepala desa dan hubungannya dengan masyarakat. Kontroversi ini semakin memanas dengan adanya tudingan kebohongan dan ketidaksetujuan terhadap kebijakan kepala desa Bebalain.
Laporan oleh: Dance Henukh