MANADO,Sulutnews.com – Kelangkaan BBM yang sering terjadi di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara sehingga menyebabkan antrian kendaraan adalah bukti jika pihak Pertamina sebagai pelaksana suplai BBM hanya sebatas menyalurkan, tanpa mau ambil pusing atas dampak yang ditimbulkan ditengah masyarakat. Hal ini disampaikan Anggota Komisi II DPRD Sulut Teddy Pontoh saat gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersana Pertamina, Biro Perekonomian Provinsi Sulut dan Polda Sulut, Senin (10/7/2024) siang di kantor DPRD Sulut.
“Sebagai perusahaan milik pemerintah harusnya Pertamina tidak hanya mencari keuntungan dari kegiatan mensuplai BBM, tetapi juga bertanggungjawab bagaimana menjadikan BBM tidak menjadi sumber masalah yang berdampak multiplayer efek ditengah masyarajat,” kata Pontoh.
Politisi PAN Ini juga mengatakan jika suplai BBM di Sulut sudah sesuai dengan kebutuhan sebagaimana laporan kepada DPR, yang menjadi pertanyaan kenapa justru masih terjadi antrian.” Ini pasti ada permainan dari para mafia BBM yang sengaja menimbun dan menjual kembali BBM kepihak yang tidak berhak,” tegas Pontoh.
Bahkan politisi yang juga pensiunan Anggota Polri ini menduga akibat permainan mafia BBM yang sengaja dibiarkan oleh Pertamina, sehingga mengakibatkan kelangkaan, yang menyebabkan pelaku di sektir Jasa, sejtir Pertanian, Perkebunan, Kelautan, yang harusnya mendapatkan jatah menjadi terdampak dan mempengaruhi hasil produksi.” Pertamina harusnya turut serta memikirkan bagaimana mengatasi persoalan kelangkaan BBM, agar gaji tinggi yang diberikan pemerintah tidak mubasir,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui dalam RDP tersebut Ketua Komisi II DPRD Sulut Sandrs Rondonuwu, dan Anggota James Tuuk juga memberikan argumen keras atas kinerja pertamina yang dinilai buruk.” Sangat disayangkan perusahaan sebesar Pertamina justru diisi oleh pegawai yang tidak mampu memberikan solusi atas kelangkaan BBM yang menjadikan rakyat menderita,” tegas Tuuk sambil berharap ada kebijakan memantau langsung aktifitas SPBU yang terindikasi melakukan aktifitas menyimpang terkait penjualan BBM.(josh tinungki)