Sitaro.sulutnews.com | Pagi itu, matahari baru saja menampakkan diri dari balik perbukitan Kecamatan Siau Timur. Udara dingin masih terasa, tapi Kampung Karalung sudah mulai hidup. Di tengah kesunyian pagi, suara langkah kaki dan percakapan ringan mengisi jalan menuju TPS 002.
Erick Emping, seorang petani pala (37), sudah bersiap sejak subuh. Kaos berlengan pendek terlihat rapi, dan senyumnya merekah saat menuju ke TPS yang lumayan jauh dari rumahnya.
“Hari ini, suara kita menentukan masa depan Sitaro,” kata dia kepada tetangganya.
Di TPS, suasana ramai namun tertib. Petugas KPPS menyambut setiap pemilih dengan ramah, memastikan mereka memahami prosedur sebelum masuk ke bilik suara.
Setelah mengantri beberapa saat, tibalah giliran Erick. Dengan penuh hati-hati, ia mencoblos kertas suara, lalu melipatnya dan memasukkannya ke kotak. Saat jarinya dicelupkan ke tinta ungu, ia merasakan kebanggaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
“Saya hanya seorang petani kecil, tapi hari ini suara saya sama berharganya dengan siapa pun,” ujarnya sambil melangkah keluar TPS.
Di luar TPS, Kapolsek Siau Timur, IPTU Harli E. Buida, memantau situasi. Dengan 31 personelnya yang berjaga di berbagai titik, ia memastikan tidak ada gangguan.
keamanan. “Sampai sekarang, semua berjalan sangat kondusif. Warga kita benar-benar luar biasa,” katanya saat berbicara dengan wartawan.
Ketika jam menunjukkan pukul 13.00 WITA, TPS resmi ditutup. Suara-suara di bilik telah selesai disampaikan, dan kini giliran petugas menghitung hasilnya. Dari samping bangsal TPS, Erick menatap langit sore. Ia merasa lega dan bangga telah melakukan bagiannya.
“Apapun hasilnya nanti, yang penting kita sudah bersuara. Ini demokrasi, ini hak kita,” katanya sambil tersenyum. Di bawah langit Siau Timur yang mulai memerah, harapan untuk masa depan yang lebih baik tetap menyala di hati setiap warganya.