Manado,Sulutnews.com – Kebakaran yang berasal dari hutan dan lahan perkebunan serta pertanian (karhutla) terjadi di Kabupaten Minahasa Tenggara. Api melalap habis hutan dan lahan perkebunan masyarakat mulai Senin, (3/9).
Peristiwa Karhutla di Mitra, api baru bisa dikendalikan tiga hari berkat kesigapan Tim Gabungan Polhut dan Pemprof Sulut. Dalam insiden Karhutla itu tak ada korban jiwa.
Pemprov Sulut melalui Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara Jemmy Ringkuangan mengatakan yang terbakar itu adalah hutan seluas 1.200 hektar dan perkebunan masyarakat di Kabupaten Mitra. Jika hutan milik negara yang terbakar maka yang bertanggingjawab adalah pemerintah.
“Kebakaran hutan dan lahan di areal perkebunan masyarakat seluas 1.200 hektar, sampai dengan hari ini titik api sudah bisa kita dikendalikan terdiri dari Tim gabungan polhut beserta pemprof,” kata Jimmy Ringkuangan kepada pers, Kamis (7/9) di Manado.
Selanjutnya Mitra masih dalam situasi tanggap darurat hingga tujuh hari ke depan yaitu apabila titik-titik api sudah bisa dikendalikan.
Ia menghimbau agar masyarakat tidak membuka lahan perkebunan atau lahan baru pertanian dengan cara membakar karena Karhutla seperti yang terjadi di Mitra tersebut.
“Saya meminta kepada masyarakat agar menghindari praktik membakar dalam lahan baru yang akan dijadikan pertanian atau perkebunan guna mengantisipasi terjadinya kebakaran yang lebih serius,” imbau pria lulusan IPDN ini.
Potensi kebakaran dimasa cuaca ekstrem Elnino yang sedang berlangsung ini sangat memicu terjadinya kebakaran hutan yang efeknya dapat merembes jatuhnya korban.
Mantan Sekda Tomohon ini pun meminta untuk pemerintah kabupaten dan kota segera merespon musim cuaca yang tengah berjalan ini dan menjaga serta melestarikan alam demi keseimbangan ekosistem yang sehat dan terawàt.(yayuk)