Jakarta,Sulutnews.com – Pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) resmi dibuka pada pekan ini. Seleksi ini akan memberikan kesempatan pada calon mahasiswa se-Indonesia untuk mendaftar dan diterima di kampus negeri tanpa perlu tes.
Ketua Ikatan Dosen Katolik Indonesia sekaligus Rektor Universitas Tarumanagara Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., I.P.U., ASEAN Eng, dalam Webinar Komunitas SEVIMA pada Rabu (15/02), mengajak para calon mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan ini. Agustinus juga berpesan agar calon mahasiswa mempertimbangkan matang-matang pilihannya, agar jangan sampai galau pilih jurusan.
“Jadi perlu keseriusan terhadap satu prodi, karena masing-masing punya keunggulan dan masa studi yang kemudian akan ditempuh oleh mahasiswa. Sehingga para mahasiswa yang memilih, (mempertimbangkan) cita-citanya apa, keinginan ke depan apa. Merujuk yang disampaikan Mas Menteri (Mendikbudristek Nadiem Makarim), ada fenomena 80 persen lulusan mahasiswa bekerja tidak sesuai dengan program studi yang diambilnya semasa kuliah, itu sesuatu yang wajar, tinggal bagaimana agar tidak terlalu banyak bergeser,” ungkap Agustinus.
Bagi calon mahasiswa masih galau memilih jurusan atau program studi yang ingin diambil, Prof Agustinus memiliki tips bagi calon mahasiswa agar tidak salah jurusan. Hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi kalian yang masih bingung memilih program studi. Berikut tipsnya:
*1. Pilih jurusan sesuai potensi diri*
Menurut Prof Agustinus, memilih jurusan yang tepat dapat dimulai dengan memahami potensi diri harus dilihat sejak dini. Bahkan sejak masih menjadi siswa kelas satu di SMA/SMK.
Cara yang bisa dilakukan beragam. Mulai dari berkontemplasi secara mandiri, hingga berdiskusi bersama dengan orang tua, guru, maupun senior.
Sehingga sejak awal, para calon mahasiswa sudah mendapat gambaran memilih jurusan sesuai dengan potensi dan cita-cita yang diimpikan.
“Apa yang jadi potensi dan apa yang jadi cita-cita mereka sehingga sejak awal mereka sudah diarahkan pada proses pemilihan prodi. Kalau itu dilakukan saya kira potensi untuk berubah di kemudian hari tidak terlalu besar,” ucapnya.
*2. Kenali profesi dan peluang kerja setelah lulus*
Calon mahasiswa harus sudah mengenal profesi yang akan dijalaninya ke depan. Artinya ketika memilih program studi tertentu, calon mahasiswa sudah mengetahui apa saja peluang kerja maupun bidang usaha yang akan digeluti setelah lulus.
Sehingga calon mahasiswa memiliki bayangan mengenai manfaat bidang ilmu yang akan dipelajarinya selama nanti. “Calon mahasiswa harus tahu profesi-profesi jika dia mengambil prodi tersebut,” ujar Agustinus.
*3. Jangan takut ambil Jurusan Sains*
Prof Agustinus menyebutkan ada sejumlah prodi yang menjadi favorit saat ini, yakni yang berkaitan dengan teknik informasi (IT). Kendati demikian prodi lain yang konvensional seperti Kedokteran, Psikologi, Dan Hukum, juga masih cukup diminati.
Sementara itu menurutnya di bidang _Science, Technology, Engineering, and Mathematics_ (STEM), ada kecenderungan mulai berkurang peminatnya. Prof Agustinus memprediksi hal ini terjadi karena cukup ketatnya kompetisi dan proses pembelajaran di bidang STEM. Hal ini cukup disayangkan karena dalam kehidupan manusia banyak sekali bergantung pada bidang tersebut.
“Saya kira ini justru perlu kita promosikan kembali bidang STEM, karena kehidupan kita banyak sekali yang bergantung pada bidang engineering dan peluang kerja masih luar biasa. Terus siapa yang akan membangun kalau tidak ada insinyur di bidang itu, misalnya infrastruktur, pembangunan jalan raya, bangunan, dan lainnya,” katanya.
*4. Jangan Tutup Mata dengan Kampus Swasta*
Yang namanya seleksi dan kompetisi, pasti ada yang lolos maupun tidak. Oleh karena itu sebagai tips pamungkas, Prof. Agustinus mengajak para calon mahasiswa untuk mengeksplorasi berbagai pilihan yang tersedia.
Termasuk kampus swasta yang menurut Prof. Agustinus juga sudah tidak bisa dibedakan lagi dengan kampus negeri. Karena kualitasnya sudah dijamin oleh badan akreditasi, banyak kolaborasi internasional, terdigitalisasi secara administrasi maupun pembelajaran, serta masing-masing kampus memiliki berbagai keunikan dan keunggulan.
“Kita tidak perlu menutup mata dengan perguruan tinggi yang lain. Jadi saya kira dikotomi antara PTN (perguruan tinggi negeri) dan PTS (perguruan tinggi swasta) sudah tidak terlalu relevan. Universitas Tarumanagara sendiri tahun ini menargetkan akan menerima 3500 sampai 4000 mahasiswa, sudah terakreditasi unggul, dan proses seleksi maupun penjaminan mutunya juga sangat ketat. Calon mahasiswa tidak perlu galau, fokus kepada cita-citamu!,” pungkas Agustinus.(*/Merson)