MANADO, Sulutnews.com – Menanggapi postingan viral di media sosial yang menyebut bahwa kebijakan relokasi korban banjir Andrei Angouw tidak manusiawi. Mendapatkan respon pengamat Pemkot Manado Reza Rumambi. Menurutnya apa yang dilakukan Walikota Manado sangat manusiawi karena menginginkan warganya yang terdampak banjir mendapatkan tempat tinggal yang layak.
“Silahkan masyarakat yang menilai. Kebijakan yang manusiawi yang dilakukan pemerintah adalah dengan memindahkan warga korban bencana dari pemukiman yang rawan bencana ke daerah yang tidak rawan bencana,” kata Rumambi, Senin (13/2/2023).
“Jadi, mana kebijakan yang manusiawi, pak Walikota AA merelokasi warga dari lokasi bencana, atau pak Walikota membiarkan warganya tinggal di daerah lokasi bencana? Saya yakin masyarakat tahu jawabannya,” tambah Rumambi.
Ia mencontohkan penertiban rusunawa, yang saat itu banyak diprotes. Tapi pada akhirnya, warga memberikan apresiasi bahwa apa yang dilakukan Pemkot Manado, dalam hal ini Waikota Andrei Angouw dan Wakil Walikota Richard Sualang adalah sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat.”Yang akan merasakan aman dari banjir adalah masyarakat. Jadi sangat manusiawi jika Pemerintah merelokasi warga yang tiap tahun menikmati bencana banjir, ke lokasi yang lebih aman,” tukas aktivis pelayan di salah satu gereja terbesar di Sulut ini.
Walikota Andrei Angouw sendiri menangapi dengan ringan pernyataan dari video viral tersebut.
“Justru pemerintah kota (Pemkot Manado) sangat manusiawi, makanya kita tidak mau masyarakat terkena bencana, saya pun tidak tahu yang tidak manusiawi kita yang mana,” kata AA, Senin pagi
Angouw pun menambahkan, bahwa tujuan dari pemerintah Kota Manado untuk merelokasi 54 rumah warga Kelurahan Mahawu ke Perumahan Pandu milik pemerintah adalah untuk menyelamatkan mereka dari bencana. “Intinya Pemerintah Kota menginginkan agar warga tidak terkena banjir tiap tahun.
Makanya, 54 rumah di Mahawu itu pemerintah akan pindahkan ke Pandu. Itu untuk apa, yaitu untuk menyelamatkan pa dorang supaya dorang so nyanda mo kena bencana lagi,” jelas Angouw.
Walikota pun menjelaskan, warga Mahawu yang berada di bantaran sungai tersebut sudah seringkali terkena bencana banjir sejak 2014.
“Mereka sudah kena bencana 2014. Pun, sudah dapat rumah di Pandu. Tapi, tetap tinggal di bantaran sungai, makanya beberapa kali terkena bencana juga dan yang terakhir pada 27 Januari lalu,” tutup Angouw. (josh tinungki)