Bitung, Sulutnews.com — Ketua Umum Persatuan Organisasi Lintas Adat, Agama dan Budaya(POLA), Puboksa Hutahaean menyampaikan seruan moral dan desakan tegas agar pemerintah segera mencabut pembatasan yang menyulitkan nelayan kecil mencari nafkah di laut.
“Ini bukan hanya soal izin atau regulasi, ini soal keadilan dan hak hidup masyarakat pesisir. Tidak ada salahnya pembatasan itu diputihkan, agar nelayan bisa bebas mencari ikan di lautnya sendiri,” tegas Puboksa didepan Kantor Pelabuhan Perikanan Samudera( PPS) Bitung. Rabu (9/5/2025)
Menurutnya, penderitaan yang dirasakan masyarakat nelayan di Kota Bitung hanya secuil dari potret besar yang terjadi di seluruh pesisir Indonesia.
Ia menekankan bahwa pembatasan yang tidak berpihak telah memukul penghidupan ribuan keluarga nelayan dari Sabang sampai Merauke.
“Kita jangan pernah lelah bersuara. Dari Kota Bitung sampai ke seluruh pelosok, bahkan sampai seluruh Indonesia, semua mengalami penderitaan yang sama. Ini saatnya Presiden Prabowo mendengar jeritan rakyatnya,” ujar Puboksa.
Sebelumnya, dirinya bersama ratusan nelayan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Nelayan Sulawesi Utara menggelar doa bersama yang berlangsung di halaman Kantor Walikota Bitung, kemudian berlanjut di Kantor Pelabuhan Perikanan Samudera(PPS) Bitung dan berakhir di PSDKP Bitung.
Doa bersama ini dilangsungkan sebagai salah satu bentuk solidaritas spiritual simbol perlawanan damai.
Puboksa menyebutnya sebagai “doa rakyat yang tenggelam di bawah beban aturan yang tidak adil”.
Untuk itu, dirinya melalui POLA sebagai wadah lintas adat dan agama, menyatakan dukungan penuh terhadap perjuangan masyarakat nelayan, dan akan terus mengawal aspirasi ini hingga ke tingkat nasional.
“Laut itu milik kita. Harusnya, masyarakat kecil sejak dulu bebas mencari nafkah tanpa ketakutan. Ini bukan soal kebijakan, ini soal kemanusiaan,” tandasnya.
(Tzr)