Asahan, SulutNews.com – Banjir bandang yang menimpah kota wisata Parapat Danau Toba kabupaten Si Malungun, 16/3/2025 pukul 17.15.wib. menimbulkan Kerugian materi.
Banjir lumpur disertai bebatuan kerikil dan Padas merusak rumah rumah warga,dan juga kendaraan roda Empat dan roda dua.
Akses jalan menuju Siantar -Tapanuli Utara lumpuh total. A.Saragih teman wartawan satu sekolah di STM HKBP Pematang Siantar tahun 1986 yang juga pemilik penginapan di Ajibata Prapat via seluler mengatakan ke SulutNews.com. “Jam 17.15 wib Lae banjir bandang itu, air disertai lumpur dan bebatuan datang dari bukit. Tidak ada satu jam kota Parapat telah digenangi air bercampur lumpur dan bebatuan.
Banyak mobil dan sepeda motor yg terendam air dan airnyapun memasukin rumah warga dan air sudah setinggi lutut orang dewasa” ucapnya.
Selama saya tinggal disini ada 20 tahun tidak pernah terjadi banjir bandang. Kami merasa ada kaitannya dengan pengerusakan hutan yang dilakukan PT Toba Lestari Pulp yang sebelumnya bernama PT Indo rayon. “Perusahaan yg bergerak memproduksi kertas” ujar Saragih.
Selama bertahun tahun Perusahaan PT Toba Pulb Lestari( berdiri 26/4/1983) melakukan penebangan pohon Pinus diseputaran Danau Toba tanpa melakukan penanaman kembali. Dan warga seputaran danau Toba dan juga warga Porsea kabupaten Toba pernah meminta Pemerintah Sumut untuk menutup Perusahaan tersebut, karena efeknya terhadap lingkungan . “Namun Pemerintah Pusat maupun Provinsi tidak ada tanggapan” ujarnya.

Foto : Kepala dinas Lingkungan hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara ,Ir Yuliani Siregar MAP
Melalui Media ini masyarakat seputaran Prapat kabupaten Simalungun dan masyarakat Porsea kabupaten Toba mengharapkan agar Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Ir Yuliani Siregar MAP segera mengambil langkah untuk menutup izin Penebangan hutan yang dilakukan PT Toba Lestari Pulb.
Reporter : Agustua Panggabean