Jakarta,Sulutnews.com – Dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda ke-96 tanggal 28 Oktober 2024 dan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2024 yang lalu, Astagatra Institute melakukan kajian Bina Muda Astagatra (BiMA) : Nasionalisme Generasi Muda dalam Olahraga.
Kajian ini melibatkan 442 responden dengan segmen usia 17-25 tahun (Gen-Z) se-wilayah Provinsi Aceh dengan waktu pengisian kuesioner mulai tanggal 26 Oktober sampai dengan 12 November 2024.
Data responden diolah dan hasilnya dipublikasikan pada hari Jumat, 15 November 2024 secara daring melalui kanal media sosial Astagatra Institute dan melibatkan beberapa media skala nasional.
Kajian BiMA merupakan program yang dirancang untuk generasi muda dalam membangun cara berpikir individu lebih kritis berlandaskan nilai dan wawasan kebangsaan, mengasah karakter pemimpin kreatif, inovatif, solid, kolaboratif dan kokoh.
Landasan kajian ini diangkat berkaitan dengan tema Sumpah Pemuda ke-96 2024 yaitu Maju Bersama Indonesia Raya dan Peringatan Hari Pahlawan yaitu Teladani Pahlawanmu Cintai Negerimu. Momen olahraga di Indonesia tahun ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Beberapa prestasi yang ditorehkan antara lain; suksesnya penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 di provinsi Aceh dan Sumatera Utara, keberhasilan Indonesia menduduki peringkat 39 di Olimpiade Paris 2024, serta kemajuan tim nasional sepakbola yang sangat membanggakan.
Atas dasar tersebut, Astagatra Institute melakukan kajian Nasionalisme Generasi Muda dalam Olahraga yang dikaitkan dengan ajang keolahragaan. Ajang olahraga merupakan wujud dari pertarungan masa depan dalam mewujudkan mimpi Indonesia Emas dan mengkumandangkan Indonesia Raya di jagad raya. Direktur Eksekutif Astagatra Institute, Bapak I Nyoman Gde Agus Asrama, mengungkapkan bahwa kedua perayaan ini dan ajang keolahragaan berskala nasional adalah momen yang tepat untuk memupuk semangat nasionalisme para generasi muda Indonesia.
“Kami menyaksikan langsung bagaimana para generasi muda dapat berkontribusi dan memberikan inspirasi keteladanan dalam beraksi pada perhelatan PON XXI 2024 Aceh-Sumut yang diadakan beberapa waktu lalu. Semangat kebersamaan ini harus terus dipupuk dan diperkuat dalam setiap ajang atau kegiatan-kegiatan seperti ini untuk memperkuat semangat kebangsaan dan nasionalisme.” ujar Nyoman Agus.
Ajang olahraga dapat dijadikan sebagai sarana memaknai nilai-nilai kepahlawanan dalam konteks kekinian serta semangat persatuan dan kesatuan dalam mengukir prestasi sebagai duta bangsa dalam bidang olahraga untuk mengibarkan merah putih sebagai wujud kualitas manusia Indonesia yang berdaya saing di kancah global. Oleh karena itu, prestasi olah raga harusnya dimaknai sebagai momen meningkatkan semangat kebangsaan dan nasionalisme bagi seluruh warga negara, khususnya Gen-Z yang merupakan cerminan masa depan bangsa.
Secara keseluruhan, kajian ini menemukan hal menarik mengenai persepsi Gen-Z bahwa ajang olahraga belum sepenuhnya berdampak pada penguatan nasionalisme. Skor persepsi responden terhadap kualitas ajang olahraga sebesar 4.41 dari 5.00. Hal ini mengindikasikan bahwa individu menilai ajang olahraga sebagai wadah yang cukup efektif dalam memperkuat nasionalisme generasi muda. Namun, masih terdapat kesenjangan persepsi penilaian individu dengan skor yang lebih rendah dibandingkan dengan skor persepsi diri tentang dampak ajang olahraga sebesar 4.38 dari 5.00.
Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, belum sepenuhnya memahami bahwa ajang olahraga berdampak pada nasionalisme dalam dirinya, namun mereka dapat mendapatkan euforia dari ajang olahraga tersebut. Beberapa aspek yang membutuhkan penguatan di dalam individu Gen-Z diantaranya adalah penguatan identitas diri, motivasi, dan semangat nasionalisme di dalam diri atas dampak dari ajang olahraga yang diselenggarakan.
Tantangan yang dihadapi generasi muda dalam olahraga mencakup motivasi diri untuk berolahraga, keterbatasan fasilitas dan infrastruktur, kualitas pembinaan atlet yang belum merata, keterbatasan dana, serta minimnya ajang kompetisi terutama di daerah luar perkotaan. Dengan demikian, pemahaman akan hambatan dan tantangan yang dihadapi generasi muda dalam olahraga dapat diatasi dengan kesadaran dalam diri masing-masing untuk melihat tantangan menjadi peluang untuk mencapai prestasi terbaiknya, menjadi duta bangsa dalam memaknai nilai kepahlawanan dan semangat kebangsaan melalui ajang olahraga.(Merson)