Bitung, Sulutnews.com – Gusdurian Bitung Gelar Dialog Kemanusiaan Spesial Bulan Suci Ramadhan bertajuk Pemuda Dalam Rekrontuksi Pemahaman Kriminalitas dan Kesetaraan Terhadap Kaum Inklusif, Sabtu(23/03/2024) bertempat di Pondok Ramadhan Girian, Kel. Girian Bawah, Kec. Girian, Kota Bitung.
Dialog Kemanusiaan ini adalah agenda perdana Gusdurian Bitung yang berkolaborasi dengan Komunitas Kaleb Kota Bitung.
“Diskusi ini kiranya bisa menjadi sangat informatif agar kita bisa sama-sama belajar dan berbagi pengalaman kriminal tentang rentetan kasus-kasus yang terjadi dan pernah kita alami dalam kita bermasyarakat khususnya kepada kaum inklusif (disabilitas),” ujar Ka Ica sapaan akrab Lisa Anjani Siwi, M.A yang menjadi salah satu pembicara dan juga salah satu penggerak Gusdurian Bitung dalam pengantar untuk membuka diskusi.
Menurutnya, hal ini pun tidak terlepas dari 9 nilai utama Gusdur yakni, Ketauhidan, Kemanusiaan, Keadilan, Kesetetaraan, Pembebasan, Persaudaraan, Kesederhanaan, Kekesatriaan, dan Kearifan lokal/tradisi, yang sangat penting untuk merespon problem-problem yang terjadi dalam bermasyarakat.
Hal senanda juga disampaikan Abdul Muis Daeng Pawero, M.Pd selaku pembicara dalam diskusi kemanusiaan kali ini bahwa pentingnya merespon 9 nilai utama Gusdur yang tanpa kita sadari sudah terbekali dalam pikiran kita selama ini.
“Sebenarnya nilai-nilai kemanusian sudah terbekali dalam diri kita, sehingga bagaimana kita merespon semangat persaudaraan itu kembali ‘terkobarkan’, dan perlu selalu kita jaga ditengah realitas problematika serta hirup pikuk yang kita temui dan alami sendiri,” jelasnya.
Dirinya juga menambahkan hal ini tidak terlepas dengan pergaulan komunitas khususnya terhadap orang-orang yang diperlakukan secara tidak adil baik pergaulan antar sesama manusia, yang kemudian pada hakekatnya manusia itu sama dimata hukum dan sama dimata Tuhan.
Sementara itu Raynaldi Ilyas selaku Kordinator Gusdurian Bitung menambahkan kiranya lewat diskusi kemanusian dengan materi yang didapat bisa diimplementasi dengan baik khususnya tentang permasalahan kemanusiaan dan kesetaraan.
“Terkadang ketika kita berbicara tentang teman-teman disabilitas, dalam pemikiran kita selalu bicara apa yang mereka butuh yang seakan menganggap diri kitalah yang paling normal dan paling baik. Padahal menurut pemikiran saya hal itu kurang etis melihat dari kemanusiaan dan kesetaraan hal ini berlaku sama kepada manusia tanpa memandang fisik,” imbuhnya.
Dirinya juga berharap dengan materi yang didapat bisa dipahami dan bahkan menjadi dampak baik bagi lingkungan maupun bermasyarakat.
Perlu diketahui dalam waktu dekat ini Gusdurian Bitung juga akan membentuk lembaga bantuan hukum khususya untuk kaum inklusif maupun masyarakat Kota Bitung serta Kelas Belajar Bahasa Isyarat.
Dalam dialog kemanusiaan tersebut juga turut didampingi Donna Chira Ginting sebagai juru bahasa isyarat yang juga selaku Kordinator Komunitas Kaleb Sulut.
(**/)