Bolmut, Sulutnews.com – Banyak yang bertanya; Mengapa Istana Raja Komaliq di Kota Boroko, meskipun banjir sudah merata tapi tidak pernah tergenang di halaman istana ?
Kamis (07/03/2024).
Sudah kesekian kalinya setiap tahun Kota Boroko dilanda banjir dari tahun 2009. Kejadian terulang lagi pada sore hari, Rabu (06/03/2024) Jam 16.00 wita sampai pagi hari Kamis (07/03/2024) Jam 04.00 wita, Kota Boroko diserbu butiran triliunan air hujan.
Menurut keterangan mantan Sangadi Boroko Timur Maxtan Buhang, banjir tergenang berawal dari kesalahan fatal awal perencanaan tata kota.
“Sepengetahuan kita, pada masa swapraja Raja Ram Suit Pontoh telah mengundang para pakar pengairan dari negeri Belanda untuk rancang bangun bendungan dan saluran irigasi dari Desa Pontak sampai di Desa Bigo, termasuk sistem drainase guna mencegah banjir,” ungkap Buhang.
Merubah aliran arus air pada musim hujan di Lapangan Kembar Boroko Kecamatan Kaidipang dengan menutup drainase disamping kantor kejaksaan lama menyebabkan banjir tergenang berdampak ke rumah penduduk.
Saluran air di Desa Kuala tidak jelas lagi pembuangannya. Gorong-gorong warisan arsitek Belanda ditutup, dijadikan paket proyek, drainase dibuat mirip bak kamar mandi, hanya menampung air hujan.
Danau retensi bisa bemanfaat untuk menghadapi musim kemarau panjang maupun sebagai tempat menampung air hujan agar tidak terjadi banjir. Sudah dibangun dibelakang Istana Komaliq, danau teratai sudah ada di Desa Bolangitang. Jangan dijadikan lokasi perumahan. Beri ruang danau resapan di lingkungan pemerintah daerah Bolaang Mongondow Utara.
Pakar lingkungan hidup Gerard Tiwow dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Utara, pada saat datang memberikan bantuan musibah banjir di Desa Inomunga dan Desa Sonuo, Desa Ollot, berharap satu tindakan yang bisa mengurangi dampak dari dua masalah sekaligus itu layak dilakukan dengan segera. Ya, danau retensi layak dibangun, sudah ada dipertahankan.
Danau retensi bisa bemanfaat untuk menghadapi musim kemarau panjang maupun sebagai tempat menampung air hujan agar tidak terjadi banjir.
Kolam retensi ini bisa menahan debit air, serta menampung air agar tidak terjadi kekeringan ketika musim kemarau. Danau retensi diharapkan mampu menahan air serta meminimalisir banjir.
Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mulai membangun atau jika sudah ada perlu memperbanyak danau atau kolam retensi.
“Pemerintah daerah perlu terus berupaya untuk menambah pembuatan danau retensi. Oleh karena itu, perlu dilakukan inventarisasi asset yang bisa dijadikan danau retensi,” ujar Gerald. (/Gandhi Goma)