MINAHASA,SULUTNEWS.COM– Menelan anggaran Rp. 2.385.996.796.96 dari APBD, Proyek Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Minahasa yang di mulai pada bulan Juni 2022. Sampai hari ini, Selasa (17/1/2023), terus dikebut pekerjaannya oleh CV Keter selaku Pemenang Tender.
Memang jika dilihat kasat mata, terdapat beberapa perubahan mencolok pada ruang gedung utama DPRD Minahasa ini.
“Salah satunya adalah di sisi interior, Terlihat area dinding hingga atap gedung telah dilapisi dengan ornamen berbahan dasar kayu. Lampu-lampu LED juga dipasang untuk menggantikan instalasi pencahayaan yang lama. Perubahan lainnya seperti penambahan 1 buah videotron.
Namun saja, anggaran 2 Milyar lebih yang dihabiskan untuk mempercantik gedung Wakil Rakyat tersebut, sebaliknya malah menuai kritikan dari Masyarakat.
“Melihat proyek kantor wakil rakyat yang megah ini, saya sebagai masyarakat Minahasa miris melihat para wakil rakyat yang lebih mementingkan kepentingan mereka atau pembangunan tersebut tidak pro- Rakyat, “kata Tokoh pemuda Minahasa Edwin Pratasik, Selasa (17/1/2023).
Menurut hemat saya, gedung manguni yang ditempati oleh wakil rakyat terhormat sebelum di renovasi, sebetulnya masih sangat layak digunakan, kenapa harus direhab.
Padahal anggaran tersebut bisa dimanfaatkan untuk menunjang infrastuktur yang lain, ketimbang dihamburkan hanya demi merehab Gedung DPRD yang sebetulnya masih layak untuk di huni, ujarnya.
Di kabupaten Minahasa, dijelaskan Edwin Pratasik, masih banyak terdapat jalan berlubang yang memerlukan sentuhan APBD.
“Sebut saja misalkan jalan Tondano Koka dan jalan di kampung Suluan. Beberapa jalan tersebut masih terlihat rusak dan sampai hari ini belum di perbaiki.
Tidak kalah pentingnya juga dengan penerangan lampu jalan. “Sebut saja di jalan Boulevard Tondano yang merupakan ikon kota Tondano.
“Mirisnya sampai hari ini tidak ada penerangan lampu jalan, begitu juga di Benteng Moraya bisa kita lihat sendiri, lampu penerangannya kurang memadai dan masih banyak lagi yang seharusnya dijadikan perhatian para Wakil rakyat terhormat, “tutur Edwin Pratasik.
Mantan sekretaris KNPI Minahasa itu juga mengritik model pembangunan gedung DPRD yang hampir rampung tersebut.
Dikatakan Edwin Pratasik, seharusnya Ornamen – ornamen Tou Minahasa harus menjadi perhatian para Wakil Rakyat ini. “Saya amati dalam pembangunan proyek tersebut, tidak ditampilkan identitas Tou Minahasa.
“Tapi yang ditampilkan adalah ornamen modern yang menurut saya kurang tepat, semoga hal ini dapat menjadi perhatian para Wakil Rakyat yang terhormat, “imbuhnya. (**/arp)