Tahuna, Sulutnews.com – Menurunkan angka kemiskinan merupakan salah satu program Pemerintah, Pemerintah Pusat maupun Daerah. Sementara angka kemiskinan mempengaruhi citra suatu daerah.
Kemiskinan di Kabupaten Sangihe, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Sangihe, data per 30 November 2023 tercatat 11,01 persen. Jumlah ini naik 0,51 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal itupun menempatkan Kabupaten Sangihe masuk dalam urutan tiga besar di deretan 15 Kabupaten Kota di Sulawesi Utara. Berikut persentasenya:
1.Bolaang Mongondow Selatan 12 persen
2. Minahasa Tenggara 11 persen
3. Kepulauan Sangihe 11 persen
4. Minahasa Selatan 8 persen
5. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 8 persen
6. Kepulauan Talaud 8 persen
7. Bolaang Mongondow Utara 7 persen
8. Bolaang Mongondow 7 persen
9. Minahasa 6 persen
10. Minahasa Utara 6 persen
11. Kota Bitung 6 persen
12. Bolaang Mongondow Timur 5 persen
13. Kota Manado 5 persen
14. Kota Tomohon 5 persen
15. Kota Kotamobagu 5 persen.
Dari data tersebut, Kabupaten Sangihe masih jauh lebih tinggi dari dua Kabupaten serumpun di Nusa Utara yakni Kabupaten Sitaro dan Talaud.
Sedangkan angka kemiskinan ekstrim di Sangihe sebanyak 1.040 jiwa atau 0,7 persen.
Menyikapi hal itu, Pemerintah Daerah berkilah bahwa naiknya angka kemiskinan di tahun 2023 lalu, akibat inflasi. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah, Herry Wolff. Menurut Wolf, imbas dari inflasi mengakibatkan daya beli masyarakat menurun akibat harga barang kebutuhan masyarakat naik.
“Salah satu faktor naiknya presentase kemiskinan di Sangihe akibat imbas dari inflasi” ujarnya.
Ia menjelaskan, akibat Inflasi masyarakat yang dalam posisi pas-pasan menjadi sasaran dimana ketidakmampuan dalam membeli kebutuhan pokok atau lainnya, membuat ekonomi mereka semakin sulit dan akhirnya jatuh miskin.
Selain itu, upaya Pemerintah Daerah untuk menekan inflasi berupa pemberian stimulan bantuan pangan, menggelar pasar murah, pengobatan gratis, hal itu bertujuan agar masyarakat miskin bisa mendapat sentuhan langsung.
Sekedar informasi, Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu, sedangkan Inflasi bisa terjadi ketika jumlah uang yang beredar di dalam negeri lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Tidak hanya itu, penyebab lain munculnya inflasi adalah ketika permintaan dari dalam negeri menurun sehingga membuat harga barang dan jasa meningkat. (Andy Gansalangi)