Bitung, Sulutnews.com – Ribuan perwakilan nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bertemu langsung dengan Presiden RI, Joko Widodo di GOR Duasudara, Kota Bitung, Sulut. Jumat, (23/02/24).
Kedatangan Jokowi ke Kota Bitung kali ini dalam rangka silaturahmi dengan Nasabah Mekaar yang merupakan salah satu program Jokowi untuk pemberdayaan masyarakat mandiri dan UKM-UMKM.
Dalam kegiatan silaturahmi ini, Jokowi didampingi menteri BUMN, Erick Tohir, Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono. Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi. Menteri ATR/BPN, Agus Hari Yudhoyono. Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey serta Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri dan unsur forkopimda serta pejabat teras lainnya.
Menjadi menarik karena ribuan perwakilan Nasabah Mekaar yang hampir seluruhnya adalah Ibu – ibu datang dari seluruh penjuru Kota dan kabupaten di Sulawesi Utara dan provinsi lainnya.
Mereka menampilkan langsung dari masing masing produk yang dikelola secara mandiri maupun kelompok kepada Jokowi.
Dalam sambutannya, Presiden RI Joko Widodo mengatakan kalau dua hal yang paling penting dalam menjalankan sebuah usaha.
“Dalam berusaha ada dua hal yang sangat penting, yakni semangat kerja keras dan disiplin,” ujarnya.
Diakuinya saat membangun usaha mebel, dia mengambil modal usaha dari bank.
“Begitu akhir bulan, angsurannya pasti sudah saya siapkan,”katanya.
Dirinya pun bekerja keras saat merintis usaha tersebut.Bahkan rela bekerja sejak subuh hingga tengah malam.
Jokowi menceritakan pengalamannya saat memulai usaha, di tahun ke dua dikatakan produknya sudah bisa masuk di jakarta dan di tahun ke tiga produknya sudah bisa di ekspor.
“Saya dulu tahun 1988 memulai usaha dari nol. Saya lihat teman-teman saya kerja jam 8 pagi sampai 4 sore. Kalau saya ikut mereka saya sama seperti mereka, saya nggak mau. Saya kerjanya dari subuh sampai tengah malam, itu yang namanya kerja keras,” jelas Mantan Walikota Solo ini.
Jokowi juga sempat membeli dan mencicipi keripik talas produk UMKM dari Sulawesi Utara yang ada di teras Gor Duasudara.
” Ada brandingnya sangkakala, ini bagus. Ini juga ada kacang bawang, packingnya juga bagus.” ungkapnya.
Ia meminta kepada seluruh nasabah pelaku usaha yang hadir, supaya memberi packing rapih dan merk agar pemasarannya semakin luas.
” Kemudian ini, brownies, ada merknya winsi kukis, ini kemasannya bagus, rotinya juga bagus. Alangkah baiknya ada merk dan diberi kemasan seperti ini.Hal hal seperti ini yang harus kita perhatikan, jangan polosan”. Imbuhnya.
Kembali ia mengutarakan bahwa saat ini nasabah program PNM telah mencapai 15.2 juga anggota di seluruh Indonesia setelah awalnya 400 ribu di tahun 2015.
Peningkatan ini tidak lepas dari terbentuknya karakter nasabah tentang disiplin dan jujur dalam menjalankan usaha untuk berkembang.
Dikesempatan ini, salah satu nasabah asal Gorontalo yang turut berpartisipasi di kegiatan ini mengungkapkan dirinya sudah enam tahun mengelola usaha Kain Kawaro adalah kain sulam asli gorontalo.
Ia merasa sangat terbantu semenjak menjadi anggota PNM pada tahun 2022.
Safrianto A.N Harun mengatakan sangat terbantu sejak bergabung dengan modal awal 3juta rupiah di tahun 2022.
” Ini adalah kain khas gorontalo, sejak menjadi nasabah, produk kami tidak hanya di kenal di daerah kami sendiri, tetapi sudah mencapai mancanegara.” Ujarnya.
Ia dan kelompoknya kerap diberi kesempatan studi banding oleh PNM hampir ke seluruh wilayah di Indonesia, ” kemarin studi banding di solo.” Ungkap Safrianto.
Ia juga mengungkapkan, usaha produk Kain Kawaro yang di gelutinya telah merambah mancanegara.
” Disini kami produksinya lewat pengrajin ibu – ibu di rumah, kemudian dipasarkan lagi ke outlet – outlet yang ada di Gorontalo. Umumnya produk kami di ekspor ke luar negeri melalui outlet-outlet yang ada di gorontalo.” cetusnya.
Harga yang di tawarkan pun bervariasi, ia menjelaskan Kain Kawaro ini di pasarkan dalam bentuk olahan kain dan pakaian jadi dengan harga mulai dari seratus ribu hingga satu juta rupiah.
(Tzr)