MANADO|SULUTNEWS.COM– KETUA Aliansi Guru Indonesia (Agis) Sulut, Drs. Arnold Poli SH, MPd., angkat bicara soal keterlambatan pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah Provinsi (BOSP) yang hampir setiap tahun terus diselimuti dengan Masalah.
’’Sampai – sampai, para kepala sekolah harus berhutang untuk membiayai sekolah nya.
Menurut DR. Drs. Arnold Poli SH, MPd., diduga pencairan BOSP jadi terhambat karena Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo atau “Bank SulutGo” menambah persyaratan Administrasi yang tidak dimintakan oleh Regulasi Kemendikbud.
Maka kalau dugaan ini ternyata benar, maka Agis meminta Pak Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE., agar pencairan BOSP itu dialihkan saja ke Bank lain, Misalkan ke BRI, BNI dan Bank lainnya,’’ ujar DR. Drs. Arnold Poli SH, MPd, kepada Sulutnews.com Jumat (10/3/2023).
Lanjutnya, karena keterlambatan pencairan dana BOSP ini serta merta akan mengganggu proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, hal ini karena seluruh sekolah masih bergantung pada dana BOSP.
’’Apa lagi kita ketahui bersama, Sekolah masih dilarang berkreasi mencari dana tambahan via Komite yang dianggap alergi. Hal ini berbeda dengan Sekolah swasta yang masih boleh bernafas, tapi bagaimana dengan nasib sekolah Negeri kita,’’ tuturnya.
Kalau memang ini sudah diatur dalam “Regulasi” Pemanfaatan Dana BOS itu harus dipatuhi, ’’tapi seandainya regulasi ini dibuat hanya menambah birokrasi pencairan dana BOSP tidak sesuai dengan peraturan lebih tinggi seperti SK Mendikbud dan setingkatnya, maka ini adalah suatu kesalahan fatal dan tidak menunjang Program Presiden Joko Widodo, di mana pelayan saat ini harus prima tanpa berbelit-belit, maka Agis akan terus monitor kebijakan tersebut.’’ tegas Mantan Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Tomohon yang dikenal sangat peduli dengan nasib para guru di Sulut.
“Apalagi Guru honorarium hanya berharap gaji dari dana BOSP, jadi mungkin mereka belum menerima honor selama 2 bulan, kasihan kan, pasalnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka masih sangat terbatas,’’ timpalnya.
(**/arp)