Manado,Sulutnews.com – Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Manado Telly Ticoalu,S.Pd,M.Si membantah kabar bahwa satu orang muridnya jadi korban keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Bulan September 2025 lalu.
“Kabar tersebut tidak benar” ujar Telly Ticoalu,S.Pd,M.Si secara singkat kepada sejumlah media massa di Manado, awal minggu pagi.
Kabar bahwa muridnya menjadi korban keracunan makanan program MBG dan telah viral di berbagai media online sebenarnya isu yang sengaja disebarkan orang yang tidak bertanggungjawab.
“Yang benar itu murid saya memang sedang sakit saat menerima paket makanan Program MBG. Sesudah konsumsi dia menjadi lemas. Namun oleh dokter di Ruang Unit Kesehatan Sekolah, dia ternyata menderita sakit mag” tambahnya.
Pihaknya berharap sekolah tetap tenang sebab dalam kondisi saat ini mengkonsumsi makanan Program MBG adalah yang terbaik demi meningkatkan kualitas kesehatan dan stamina murid dan terkait dukungan sekolah.
Ia tak membantah kabar bahwa sebenarnya paket makanan yang diserahkan petugas MBG dari Dapur Badan Gizi Daerah (BGD) ke sekolahnya diterima sebelum jam istirahat, dan ada paket diantar saat jam istirahat.
“Jadi biasanya murid harus menunggu waktu agak lama atau sekitar sejam kemudian baru mengkonsumsi karena jumlah mereka banyak harus mengantri. Sedangkan sebenarnya kalau boleh mereka bisa langsung konsumsi” tambahnya.
Disaat yang sama Cloudya Lapian,S.Pd seorang guru yang mengajar di SMK Negeri 3 Manado ikut bicara tentang kabar muridnya di kelas 10 itu keracunan. “Saya tahu itu tidak benar. Murid saya di kelas 10 itu sebenarnya sedang sakit,” bantahnya.
Ia berharap di kedepannya para orangtua memastikan putra dan putrinya dalam kondisi sehat saat datang untuk belajar dan bersekolah.
“Hal ini penting untuk memastikan mereka sehat. Saat ini kita sangat hati-hati menjaga murid selama mereka berada di sekolah, apalagi disaat menerima paket makanan Program MBG.”
Program MBG, tambahnya sangat besar manfaatnya. Jika sebelum ada Program MBG, jumlah murid yang jatuh sakit cukup banyak, tetapi sekarang sudah berkurang mereka yang konsumsi Paket MBG tidak sakit-sakitan lagi.
“Mereka yang mengeluh sakit biasanya kita rawat di ruang UKS. Umumnya karena sakit mag,” kata Lapian.
Sedangkan setelah ada Program MBG, tambahnya sudah tidak ada lagi murid yang dirawat di ruang UKS milik SMK Negeri 3 Manado. Kecuali itu kabar yang beredar seorang keracunan Program MBG memang sempat mempukul sekolah. Setelah diklarifikasi kepsek, bahwa kabar tak sedap itu kini sudah redah, katanya. (*/Merson)









