Bengkulu Selatan, Sulutnews.com – Kepala Desa Keban Jati Kecamatan Air Nipis mengeluarkan perkataan dengan bahasa daera aku lah ghengam dengan kaba/Dengan wartawan yang menkonfirmasi (Aku sudah benci dengan kamu).
Hal itu sangat disayangkan dengan perkataan kades keban jati Air nipis ketika wartawan mau menkonfirmasi terkait bantuan pasang baru listrik dan menkonfirmasi ketahanan pangan 2023 yang dinilai oleh beberapa masyarakat keban jati banyak kejanggalan. Pers merupakan pilar ke empat Demokrasi yang telah diakui kemerdekaan nya dan telah diakui oleh UUD 1945, seperti tiga pilar lainnya eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Meski mendapatkan perkataan kasar dari kepala desa awak media yang meliput tetap melakukan konfirmasi, dalam pemberitaan sebelumnya yang menjadi soroton berdasarkan hasil konfirmasi dengan masyarakat orang tua yarun, surni menyatakan kalau anaknya sudah selama lima tahun memiliki rumah dan sudah diusulkan untuk mendapatlan bantuan pasang baru listrik pada era kades sebelumnya, akan tetapi dia mendapatkan informasi dari perangkat desa setelah pemasangan baru listrik di tahun 2024 yang lalu atas nama yarun di coret dengan kepala desa yang sekarang berdasarkan hasil dia bertanya dengan perangkat desa yang ada dikantor desa.
Menurut surni dari informasi yang dia dapat selain di kandang sapi milik pak kades juga meteran listrik juga di pondok/ dangau pak kades yang atas nama menantu pak kades, yang tinggal masih satu rumah dengan pak kades tidak tinggal dan menetap di pondok sawah.
Kepala desa saat di konfirmasi membantah keras kalau yang di kandang sapi bukanlah bantuan. Dia menjelaskan dengan berbelit belit dengan nada kesal ketika di konfirmasi wartawan, mengatakan dengan tegas bahwa desa nya mendapatkan bantuan sebanyak tiga belas buah pasang baru listrik, setelah wartawan mengatakan kalau bantuan pasang baru lisrik sebanyak empat belas buah dari hasil penelusuran ke pihak PLN cabang Manna, kepala desa yang tadinya sangat tegas mengatakan sebanyak tiga belas buah baru mengakui sebanyak empat belas buah.
Dan kepala desa mengakui kalau kepala desa lah yang mendampingi tim verifikasi dan mengakui kriteria penerima bantuan pasang baru untuk rumah, tapi ironis nya salah satu yang terpasang disawah merupakan pondok/ dangau kepala desa itu sendiri dengan atas nama menantu nya, dengan alasan kalau bantuan itu berlebih dan sayang untuk dikembalikan, dan mengatakan dia tidak tau kalau atas nama yarun belum memiliki meteran listrik.
Surni orang tua nya yarun saat di konfirmasi saat dimintai tanggapan kalau kepala desa tidak mengetahui kalau yarun belum memiliki meteran listrik itu tidak mungkin kalau pak kades tidak mengrtahui tutupnya.(Dinaro)