Menu

Mode Gelap
Gubernur Olly Dondokambey : HUT Ke-60 Sulawesi Utara Mengalami Kemajuan Pesat KPU Kabupaten Lebak Gelar Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Paslon Bupati dan Wakil Bupati Menparekraf Sandiaga Uno Puji Pemda Sulut Laksanakan Discover North Sulawesi 2024 Saat Ditangkap Kapal MV Lakas Berbendera Filipina Tidak Memiliki Dokumen Lengkap TIFF 2024 Spektakuler, Gubernur Olly : Tomohon Jadi Perhatian Dunia Suatu Kebanggaan Bagi Sulut

Internasional · 5 Sep 2024 20:00 WIB ·

Dihadapan Paus Fransiskus, Tokoh Lintas Agama Bacakan Deklarasi Istiqlal 2024


Tokoh Lintas agama di Indonesia, membacakan Deklarasi Istiqlal 2024, dihadapan Paus Fransiskus.(doc) Perbesar

Tokoh Lintas agama di Indonesia, membacakan Deklarasi Istiqlal 2024, dihadapan Paus Fransiskus.(doc)

Editor: Michael ‘Cilox’ Tumiwang/UKW6508

JAKARTA – Gubernur Sulawesi Utara, Prof DR (HC) Olly Dondokambey yang juga Ketua I Majelis Pekerja Harian (MPH) PGI, hadir dalam pertemuan tokoh lintas agama bersama Pemimpin Negara Vatikan sekaligus pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus di halaman Masjid Istiqlal, Kamis (5/9/2024).

Gubernur Sulut, Prof DR (HC) Olly DOndokambey, saat menghadiri Deklarasi Istiqlal 2024 yang dibacakan para tokoh lintas agama di hadapan Paus Fransiskus.(doc)

Dengan menggunakan batik lengan Panjang, Olly Dondokambey yang juga Gubernur Sulut, turut menyaksikan, perwakilan konferensi Wali Gereja, Monsinyur Tri Harsono serta Ismail Cawidu dari Masjid Istiqlal membacakan deklarasi. Ikut mendampingi para tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Konghucu, Buddha, hingga Pengantut Kepercayaan.

Deklarasi Istiqlal 2024, berisi tentang peneguhan kerukunan umat beragama untuk kemanusiaan serta seruan perbaikan lingkungan dalam menghadapi krisis iklim.

“Seperti yang bisa dilihat dari kejadian beberapa dekade terakhir, dunia kita jelas sedang menghadapi dua krisis serius, dehumanisasi dan perubahan iklim,” ucap Tri Harsono.

Menyikapi hal tersebut, para pemimpin agama yang hadir menyerukan hala-hal yang agar bertindak berdasarkan pada ajaran agama masing-masing dan mengakui kontribusi dasar dan falsafah negara Pancasila di Indonesia.

Berikut Isi Deklarasi Istiqlal 2024:

Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan.

Seperti yang bisa dilihat dari kejadian beberapa dekade terakhir, dunia kita jelas sedang menghadapi dua krisis serius, dehumanisasi dan perubahan iklim.

Pertama, fenomena global dehumanisasi ditandai terutama dengan meluasnya kekerasan dan konflik, yang seringkali membawa jumlah korban yang mengkhawatirkan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah, Agama seringkali diperalat, dalam hal ini sehingga mengakibatkan penderitaan bagi banyak orang terutama perempuan anak-anak dan orang lanjut usia. Padahal, peran agama harus mencakup peningkatan dan pemeliharaan martabat setiap kehidupan manusia.

Kedua, eksploitasi manusia atas ciptaan. Rumah kita bersama, telah berkontribusi terhadap perubahan iklim yang menimbulkan berbagai konsekuensi destruktif seperti bencana alam, pemanasan global, dan pola cuaca yang tidak dapat diprediksi.

Krisis lingkungan yang sedang berlangsung ini telah menjadi hambatan bagi kehidupan bersama yang harmonis diantara masyarakat.

Menyikapi kedua krisis tersebut sambil berpedoman pada ajaran agama masing-masing dan mengakui kontribusi dasar dan falsafah negara Pancasila di Indonesia. Kami bersama para pemimpin agama lain yang hadir menyerukan hal-hal sebagai berikut:

Satu, nilai-nilai yang dianut oleh tradisi agama-agama kita harus dimajukan secara efektif untuk mengalahkan budaya kekerasan dan ketidakpedulian yang berada di dunia kita.

Sejatinya, nilai-nilai agama harus diarahkan untuk meningkatkan budaya hormat, martabat, bela rasa, rekonsiliasi, dan solidaritas persaudaraan untuk mengatasi dehumanisasi dan perusahaan lingkungan.

Dua, para pemimpin agama khususnya, terinspirasi oleh narasi dan tradisi rohani masing-masing, harus bekerjasama dalam menanggapi krisis-krisis tersebut di atas mengidentifikasi penyebabnya, dan mengambil tindakan yang tepat.

Tiga, oleh karena terdapat satu keluarga umat manusia di seluruh dunia, dialog antarumat beragama harus diakui sebagai sebuah sarana yang efektif untuk menyelesaikan konflik-konflik lokal, regional, dan internasional, terutama konflik-konflik yang dipicu oleh penyalahgunaan agama.

Selain itu, keyakinan dan ritual-ritual agama kita memiliki kapasitas khusus untuk menyentuh hati manusia dengan demikian menumbuhkan rasa hormat yang lebih dalam terhadap martabat manusia.

Empat, menyadari bahwa lingkungan hidup yang sehat, damai dan harmonis sangat penting menjadi hamba Allah dan pemelihara ciptaan yang sejati.

Kami dengan tulus menghimbau semua orang yang berkehendak baik untuk mengambil tindakan tegas guna menjaga keutuhan lingkungan hidup dan sumber dayanya. Karena kita telah mewarisinya dari generasi sebelumnya dan berharap untuk dapat meneruskannya kepada anak cucu kita.(*/kgi)

 

 

 

Artikel ini telah dibaca 1,156 kali

Baca Lainnya

Kembali Fokus di Komisi IX, Felly Runtuwene Siap Kawal Program Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka

5 Oktober 2024 - 17:38 WIB

Louis Schram : Orientasi Bagi Anggota DPRD Penting

3 Oktober 2024 - 08:13 WIB

Dilantik Jadi Anggota DPR-RI. CEP : Terima Kasih Masyarakat Sulut

2 Oktober 2024 - 07:30 WIB

95 Senator Pilih Sultan Najamudin Nahkodai DPD

2 Oktober 2024 - 07:00 WIB

42 Anggota DPRD Sulut Ikut Orientasi. Kemendagri Ingatkan Soal Titik Rawan Fungsi DPRD

1 Oktober 2024 - 23:01 WIB

Museum Nasional Indonesia Siap Pamerkan Repatriasi Sambut Kepulangan Koleksi Dari Belanda

30 September 2024 - 20:23 WIB

Trending di Jakarta