Menu

Mode Gelap
Tok Tok Tok, Gubernur Sulut Olly Dondokambey Sah Terima Gelar Doktor Kehormatan Dari Unsrat Tamuntuan Pantau Stok Beras di Gudang Bulog Pemasangan Patok Batas Sempadan, ROR : Danau Tondano Aset Penting Sumber Harkat Hidup Masyarakat Sulut Akhir Masa Jabatan Bupati ROR Terima Penghargaan TPID Dari Presiden Hadiri Penandatanganan Perjanjian Kerja Sebagai PPPK, Ini Pesan Walikota Tomohon Caroll Senduk

Jakarta · 18 Sep 2023 19:57 WIB ·

Seruan Wartawan Pendidikan : Para Calon dalam Kontestasi Pemilu Diminta Serius Kampanyekan Isu Pendidikan


 Seruan Wartawan Pendidikan : Para Calon dalam Kontestasi Pemilu Diminta Serius Kampanyekan Isu Pendidikan Perbesar

Jakarta,Sulutnews.com – Wartawan pendidikan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia menyerukan para kandidat dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 serius mengusung isu pendidikan sebagai program prioritas mereka.

Demikian seruan para wartawan pendidikan yang tergabung dalam Forum Alumni Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) di Jakarta, Senin (18/9/2023).

Selama 16-19 September 2023, sebanyak 32 alumni FJP GWPP mengadakan gathering bertajuk “Paragon dan Media Bergerak Bersama untuk Pendidikan” di Kantor Pusat PT Paragon Technology and Innovation, raksasa kosmetik Indonesia, di kawasan Ulujami, Jakarta Selatan.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Dewan Pers M Agung Dharmajaya hadir dan memberi sambutan di tengah kehadiran wartawan pendidikan dalam gathering tersebut. Agung menyambut baik dan mempersilakan mampir ke Gedung Dewan Pers di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Menurut keterangan pers yang diterima kantor pusat Serkat Media Siber Indonesia (SMSI), para  alumni empat angkatan program pendidikan dan pelatihan jurnalistik berdurasi tiga bulan itu per batch itu tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Seruan tersebut muncul di tahun politik menyongsong Pemilu 2024 yang akan memilih Presiden-Wakil Presiden, anggota DPR-DPRD, serta gubernur dan bupati/wali kota.

Para alumni FJP GWPP memandang Pemilu 2024 sebagai peristiwa politik yang sangat penting dalam menentukan perjalanan bangsa dan negara ke depan.

Selain itu, pemilu sejatinya adalah panggung warga negara untuk memperlihatkan aspirasi dan harapan mereka, bukan sekadar panggung kontestasi bagi para elite politik. Karena itu, tujuan utama pemilu sejatinya ialah merumuskan aspirasi masyarakat sebagai mandat yang akan diberikan kepada pemimpin baru.

Karena itu, para wartawan pendidikan alumni program FJP GWPP mendorong berbagai kalangan, khususnya para kandidat presiden-wakil presiden, calon gubernur-wakil gubernur, bupati/wali kota, dan calon legislator, serta media massa untuk menjadikan pendidikan dan pendidikan politik sebagai isu strategis dalam kontestasi Pemilu 2024.

Tiga Seruan

Sehubungan dengan hal tersebut, para wartawan pendidikan alumni FJP GWPP menyerukan tiga hal.

Pertama, kepada KPU, pemerintah, kalangan kampus, sekolah, civil society, dan korporasi untuk menjadikan pendidikan politik pemilih, khususnya dari kalangan milenial, sebagai agenda penting dalam menyongsong Pemilu 2024. Pendidikan politik bagi pemilih milenial menjadi krusial guna membantu melaksanakan hak politik demokratis mereka secara berkualitas.

Kedua, agar para kandidat menjadikan pendidikan sebagai isu strategis dengan menawarkan agenda dan program pendidikan inovatif, yang dapat mendorong lompatan besar guna meningkatkan kualitas dan daya saing bangsa ini di hadapan bangsa-bangsa lain.

Ketiga, kepada kalangan media dan wartawan, agar terus mengangkat isu-isu pendidikan sehingga menjadi perhatian masyarakat luas.

Mengarusutamakan Isu Pendidikan

Direktur Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) Nurcholis MA Basyari mengatakan pengarusutamaan isu pendidikan sangat penting karena itu amanah konstitusi. Pendidikan adalah eskalator yang mengantarkan negara dan masyarakatnya menuju kemajuan dan kesejahteraan. Negara-negara yang maju adalah negara yang maju pula sektor pendidikannya.

Menurut Nurcholis, para wartawan punya peran sangat strategis dalam mengarusutamakan isu-isu pendidikan, termasuk pendidikan politik, dalam peliputan dan pemberitaannya.

“Ada dua model besar liputan pemilu yang diidentifikasi para peneliti selama ini yakni game coverage dan issue coverage. Yang pertama cenderung fokus pada aspek kontestasi antarkandidat: siapa yang akan menang, siapa yang akan kalah, siapa mendukung siapa, dan lain sebagainya. Model liputan ini dipandang mendorong politik identitas dan mempertebal batasan antara “kita” dan “mereka”, perasaan ingroup dan outgroup,” jelas Nurcholis yang juga asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Pusat.

Nurcholis mendorong pers mengedepankan model kedua, yakni liputan dan pemberitaan tentang pemilu yang berorientasi pada isu (issue coverage). Model liputan ini lebih memberi perhatian besar pada problem kebijakan, solusi yang dapat diambil, dan menampilkan posisi atau jualan program masing-masing kandidat atau partai.

“Arah liputan seperti ini dipandang mampu mendorong keterlibatan warga (civic engagement) pada proses politik yang berkualitas, sekaligus memperkuat dimensi partisipasi politik masyarakat, khususnya pemilu.”

Melalui fungsi penyebaran informasi, edukasi, dan kontrol sosial-politik, pers Indonesia perlu ambil bagian mendorong Pemilu 2024 yang sehat dan berkualitas menuju demokrasi yang semakin matang. Hanya pemilu yang melahirkan pemimpin berkualitas yang dapat mengantarkan Indonesia mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Konstitusi UUD 1945. Yakni, Indonesia yang berkeadilan sosial, yang masyarakatnya maju, sejahtera, serta  cerdas dan diperhitungkan dalam pergaulan antarbangsa.

Sementara itu, Wartawan Senior yang juga Sekretaris Jenderal Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Mohammad Nasir mengatakan, banyak tantangan wartawan pendidikan di tahun politik ini. Banyak pihak mencoba menyesatkan masyarakat untuk menggiring opini dan berpropaganda yang seringkali tidak masuk akal.

“Kita perlu untuk mendidik masyarakat menjadi cerdas sehingga tidak mudah dikibuli oleh propaganda politik yang tidak benar,” kata Nasir.

Wartawan bidang pendidikan, katanya, perlu mengkritisi program-program pendidikan yang ditawarkan para calon secara detil dan riil. Hal itu untuk menunjukkan bahwa program mereka bukan sekadar slogan kampanye yang tidak dapat direalisasikan dalam praktik dunia pendidikan.

Pendidikan Politik Pemilih Milenial

Fransiskus Surdiasis, dosen komunikasi Unika Atmajaya Jakarta, menggaris bawahi pentingnya pendidikan politik bagi kalangan pemilih mileneal.

“Suara pemilih milenial dalam pemilu ini cukup signifikan. Pilihan politik mereka akan menentukan masa depan bangsa ini. Karena penting sekali pendidikan politik guna membekali mereka membuat keputusan politik yang tepat.”

Menurut Frans, hal itu dapat dilakukan melalui berbagai forum dan percakapan publik. Media juga perlu menaruh perhatian pada aspirasi politik kalangan milenial ini. Sehingga mereka sungguh menjadi bagian dari pemilu ini.

Wartawan senior lainnya, Haryo Prasetyo, mengingatkan isu pendidikan dan pendidikan politik harus terus dikelola agar ikut menjadi bagian dari arus utama pada tahun politik 2024. Bagi jurnalis yang peduli terhadap dunia pendidikan, kepentingannya adalah agar dapat terus ikut mengawal upaya mencerdasakan kehidupan bangsa, sesuai amanat konstitusi.

“Salah satu yang dapat dilakukan oleh jurnalis pendidikan adalah mencatat, mencermati, menguji, menantang dan mendokumentasikan visi-misi, agenda, dan program para kontestan di bidang pendidikan, baik di pemilu presiden maupun pemilu legislatif dan menyajikannya kepada publik dalam bentuk tulisan,” kata Haryo.

Kelak hal itu dapat dipakai oleh masyarakat untuk menilai kelayakan dan kepatutan para kandidat dan menagih janji politik mereka jika kelak mereka terpilih.

Seruan Wartawan Pendidikan

Isu Pendidikan dan Pendidikan Politik Perlu Mendapat Perhatian Serius

Kami wartawan pendidikan yang bergabung dalam Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) menyampaikan kepedulian dan pandangan terkait pendidikan dan pemilu 2024.

Pertama, kami memandang Pemilu 2024 sebagai peristiwa politik penting dalam perjalanan kita sebagai bangsa. Pemilu adalah momentum untuk melihat kembali perjalanan kita sebagai bangsa, apa yang telah dicapai sekaligus menentukan arah ke depan yang ingin dicapai.

Kedua, pemilu sejatinya adalah panggung warga negara untuk memperlihatkan aspirasi dan harapan mereka, bukan sekadar panggung kontestasi bagi para elit politik. Karena itu, tujuan utama pemilu sejatinya ialah merumuskan aspirasi masyarakat sebagai mandat yang akan diberikan kepada pemimpin baru.

Ketiga, dalam kaitan dengan poin pertama dan kedua di atas, kami wartawan pendidikan memandang penting bagi berbagai kalangan, para calon presiden dan wakil presiden serta media massa untuk menjadikan pendidikan dan pendidikan politik sebagai isu strategis dalam Pemilu 2024.

Untuk itu kami menyerukan:

Pertama, kepada KPU, pemerintah, kalangan kampus, sekolah, civil society, dan korporasi untuk menjadikan pendidikan politik pemilih, khususnya dari kalangan milenial, sebagai agenda penting dalam menyongsong Pemilu 2024. Pendidikan politik bagi pemilih milenial menjadi krusial guna membantu melaksanakan hak politik demokratis mereka secara berkualitas.

Kedua, kepada para kandidat presiden dan wakil presiden, agar menjadikan pendidikan sebagai isu strategis dengan menawarkan agenda dan program pendidikan inovatif, yang dapat mendorong lompatan besar dalam perkembangan bangsa ini di hadapan bangsa-bangsa lain.

Ketiga, kepada kalangan media dan wartawan, agar terus mengangkat isu-isu pendidikan sehingga menjadi perhatian masyarakat luas.

Kami berharap, melalui kolaborasi berbagai pihak, pendidikan akan menjadi agenda penting dalam Pemilu 2024 demi masa depan Indonesia yang makin baik.

Wartawan Pendidikan yang bergabung dalam Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan

  1. Nurcholis MA Basyari, Direktur GWPP.
  2. Mohammad Nasir, Mentor FJP GWPP/Sekjen SMSI.
  3. Frans Surdiasis, Mentor FJP GWPP
  4. Haryo Prasetyo, Mentor FJP GWPP
  5. Akhmad Ludiyanto, Solo Pos
  6. Ayunda Pininta, Kompas.com
  7. Puti Aini Yasmin, iNews.id
  8. Ahmad Nugraha Putra, Harian Analisa Medan
  9. Agung Chandra Widi, Nuansalampung.com
  10. Edy Arsyad, Fajar.co.id
  11. Faustinus Nua, Media Indonesia
  12. Icheiko Ramadhanty, Ayo Jakarta
  13. Rahmadi Suadi, TribunPadang.com
  14. Atviarni, Harian Haluan Padang
  15. Jafaruddin, Serambi Indonesia/aceh.tribunnews.com
  16. Jamaluddin, Radar Banjarmasin
  17. Mildan Abdalloh, Ayobandung.com
  18. Trisna Wulandari, Detik. Com
  19. Mochamad Abdurrochim, Tugujatim.id
  20. Eka Patriani, Prabumulih Pos
  21. Fachri Septian, TVMu
  22. Hermiana Effendi, Serayu News Purwokerto
  23. Jejep Falahul Alam, Harian Kabar Cirebon
  24. Kristina, Detik.com
  25. Leonardo Sidabutar, Ambon Ekspres
  26. M. Ulul Azmi, Tugu Malang ID
  27. Mirza, Tangerangonline.id
  28. Mohamad Zainal Saini. Pojok6.id Gorontalo
  29. Rizkita, Popularitas.com
  30. Taufik, Marajanews.com Nunukan
  31. Yunisma, Topsatu.com Padang
  32. Deri Oktazulmi, Harian Singgalang Padang
  33. Zul, Padang Ekspres
Artikel ini telah dibaca 906 kali

Baca Lainnya

Lima Tahun Bang Atal S Depari Pimpin PWI Pusat

23 September 2023 - 18:36 WIB

Panitia Kongres PWI Tahun 2023 Menyediakan Mobil Bandros dan Kunjungan Ke Saung Angklung Mang Udjo untuk Peserta Kongres di Bandung

19 September 2023 - 09:06 WIB

Rais Aam PBNU : Agama Datang Dalam Keadaan Asing Lalu Kembali Ke Asing

18 September 2023 - 18:40 WIB

Talk Show Literasi Keuangan FIFGROUP : OJK Apresiasi Langkah untuk Optimalkan Pembiayaan Dengan Cerdas dan Bijak

15 September 2023 - 21:20 WIB

Togar Situmorang Siap Berdayakan & Sejahterakan Pedagang Pasar Tradisional & Kaki Lima Agar Lebih Manusiawi

15 September 2023 - 19:30 WIB

Walikota Tomohon Caroll Senduk Kunjungi Kedutaan Besar Seychelles di Jakarta

15 September 2023 - 06:45 WIB

Trending di Jakarta