Manado, Sulutnews.com – Bagi kebanyakan orang, sosok Michael Bambang Hartono (MBH), mungkin tidak pernah diketahui siapa orangnya. Namun bagi para pecinta dan pegiat cabang olahraga bridge sosok yang low profile ini sangat familiar.
Betapa tidak, sejak puluhan tahun lalu, dirinya sudah berbuat banyak bagi cabang olahraga Bridge di tanah air bahkan di asia. Cukup beralasan karena, selain memiliki kecintaan terhadap olahraga Bridge yang telah dia geluti sejak usia 6 tahun, dirinya adalah orang terkaya nomor 1 di Indonesia.
Sejak awal mendirikan Djarum Bridge Club dan mengadakan Turnamen Bridge Internasional Djarum Cup Bambang Hartono- sapaannya telah menjadi sosok yang melahirkan pemain pemula di klubnya dan sekarang beberapa diantaranya telah menjadi anggota tim nasional.
Kini diusianya yang tidak muda lagi (82 tahun), dirinya masih memiliki kerinduan besar untuk tetap mendidik generasai penerus bangsa untuk memiliki kecerdasan emosional, intelektual dan terutama sikap dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bambang Hartono, tidak saja menganggap Bridge sebagai hobinya, tetapi lebih dari itu. Selain menjadi sponsor buat Pengurus Gabungan Bridge Seluruh Indonesia dan club-club yang aktif dalam membina atlit, pengorbanan waktu dan tenaga juga tetap diberikan, meski dia sadar dirinya tidak muda lagi.
“Berkorban uang untuk hobbinya sendiri rasanya pantas untuk seorang Bambang Hartono. Tapi yang saya anggap pengorbanan besar dia, adalah kesediaan dia untuk menjadi “selebriti bridge” sehingga membuat dirinya menjadi sangat terkenal,” ujar Bert Toar Polii, pemain nasional senior dan juga pegiat bridge.
Lanjut kata Polii, jika kita membaca media saat baik sebelum dan setelah Asian Games berjalan, maka berita tentang Bambang Hartono seorang atlet tertua dan terkaya dari kontingen Indonesia telah menjadi viral.
“Tidak saja media dalam negeri tapi juga media luar negeri banyak yang memberitakan sosok Bambang Hartono,” tukasnya.
Padahal menurut Bertje-sapaan Bert Polii, sosok Bambang Hartono tidak ingin dikenal. “Ini sangat bertolak belakang dengan sifatnya. Saya teringat waktu di World Team Bridge Championship tahun 2017 di Lyon Perancis, saya sebagai partnernya ditegor karena telah memuat fotonya di halaman FaceBook saya,” kisah Bertje ketika itu.
Meski begitu, selama ini hampir tidak ada orang yang mengenal sosok Bambang Hartono karna kalau googling di internet sangat sedikit informasi yang akan muncul, bahkan gambarnya sering bukan gambar dia tapi orang lain.
“Saya tidak ingin dikenal karena itu akan mengurangi privasi. Kita tidak bisa bebas lagi, makan di kaki lima seperti yang biasa kita lakukan,” tutur Bambang Hartono.
Dilain pihak sosok MBH yang tidak ingin dikenal namun terkenal ini, dapat memberikan motifasi bagi semua orang khususnya para pegiat Bridge di tanah air. Paling tidak pengorbanan yang sudah diberikannya dapat membawa dampak positif dengan semakin dikenalnya olahraga bridge Indonesia ke seluruh dunia.
“Semoga kedepan Bridge Indonesia akan semakin berprestasi lagi dan membawa harum nama bangsa dan Negara, serta melahirkan para atlit-atlit yang benar-benar focus untuk meraih prestasi,” ujar Bertje, sembari mengisahkan ketika bermain dengan Bambang Hartono di Atlanta, Amerika Serikat, dirinya harus membangunkan partnernya (Bambang Hartono), karena mengantuk setelah mencicipi wine sebelum bertanding….ha…ha…ha…Good Job Om Bert…Thank Pak Bambang yang sudah menjadi inspirasi.
Penulis : Michael ‘Cilox’ Tumiwang