Bitung, Sulutnews.com – ” Local Heroes Day ” jadi tema di malam penghujung gelaran FPSL Bitung 2025 yang berlangsung di Kawasan Satrol Koarmadan Vlll Bitung. Minggu (13/10/25).
Penutupan ini menjadi tanda keberhasilan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha, sekaligus bentuk apresiasi bagi talenta lokal yang telah berkiprah hingga tingkat nasional.
Acara penutupan turut dihadiri Wali Kota Bitung, Komandan Koarmada VIII, serta jajaran Forkopimda Plus Kota Bitung.
Kehadiran para pemimpin daerah ini menegaskan sinergi dan komitmen bersama dalam membangun Bitung sebagai kota maritim yang berdaya saing dan inklusif.
Selain hiburan, malam puncak FPSL juga diwarnai dengan kegiatan sosial, mulai dari penyerahan bantuan bagi lansia, penyandang disabilitas, kelompok usaha bersama, hingga perlengkapan sekolah untuk siswa SD dan SMP.
FPSL juga bukan sekedar ajang pariwisata, namun menjadi wadah memperkuat nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial.
Dalam pelaksanaannya, festival ini berlangsung enam hari dan mencatat putaran ekonomi lebih dari Rp 1.1 Miliar di dorong oleh aktivitas sektor UMKM, kuliner lokal, dan wahana hiburan.
Lebih dari 62.000 pengunjung memadati area festival, menjadikan FPSL 2025 salah satu event ekonomi kreatif terbesar di Sulawesi Utara tahun ini.
Kolaborasi lintas sektor juga menjadi kunci sukses penyelenggaraan FPSL.
Dukungan datang dari Bank Indonesia melalui kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah, serta Koarmada VIII yang memfasilitasi Lomba Mural Dinding bertema kemaritiman.
Tema “Local Heroes Day” diangkat untuk memberi ruang bagi seniman, musisi, dan kreator muda Bitung yang telah menorehkan prestasi di kancah nasional.
Sejumlah penampil seperti DND Pro, Richard Jersey, Bassgilano, Teddy Salendah, dan Fanny Sumapode memukau ribuan penonton di malam puncak festival.
Penutupan festival ditandai dengan sambutan resmi dari Ketua Umum Panitia FPSL 2025, Kolonel Laut (P) Marvill Marfel Frits E.D., SE, M.Tr. Hanla, CRMP, yang mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Bitung, baik selama maupun setelah pelaksanaan kegiatan berskala besar seperti FPSL.
“Saya minta seluruh masyarakat Kota Bitung turut menjaga keamanan, sehingga pelaksanaan kegiatan seperti ini bisa terus berjalan dengan baik,”ujar Dansatrol dalam sambutannya.
Ia juga menegaskan bahwa aparat keamanan telah mengambil langkah tegas terhadap pelanggaran hukum yang terjadi selama festival berlangsung.
“Sepanjang kegiatan, kami telah menangkap dan memeriksa kurang lebih 12 orang terkait penggunaan panah wayer. Kami tindak tegas hal itu. Selain itu, ada dua kasus penyerangan dengan senjata tajam yang saat ini dalam proses hukum,” ungkapnya.
Ia mengapresiasi kinerja semua pihak yang telah membantu menjaga kelancaran dan keamanan acara, mulai dari Polri, TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, hingga elemen masyarakat lainnya.
(Tzr)









