Rote Ndao,Sulutnews.com – Di balik kesuksesan Wakil Bupati Rote Ndao terpilih 2024-2029, Apremoi Dudelusy Dethan, ada kisah menarik dari wali kelasnya semasa mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Pantai Baru.
Kisah itu datang dari Wakil Kelas Apremoi Dudelusy Dethan, Elisabet S. Efon. Elisabeth kala itu mendapat tugas menjadi Wali Kelas 2A SMAN 1 Pantai Baru.
“Satu tahun saya membimbing dia (Apremoi Dudelusy Dethan) sebagai wali kelas, anaknya luar biasa, ada peringkatnya juga. Tidak salah dia peringkat empat. Anaknya penurut, sopan, kalau mau dibilang orangnya humble (rendah hati) dan sederhana,” ucap Elisabeth kepada Media Minggu, 8 Desember 2024.
Seraya dia pun turut berbangga mendapat kesempatan menjadi wali kelas dari Wakil Bupati Rote Ndao terpilih.
“Waktu diumumkan sebagai calon wakil bupati, saya orang pertama yang dia wa (WhatsApp). Dia minta terima kasih dan dukungan doa, semua pesan wa saya masih simpan. Saya baca wa itu, saya berlinang air mata. Dia orang hebat yang masih ingat mama walinya,” ungkap Elisabeth dengan bangga.
“Di sekolah kami sering panggil kakak Lusy. Dia orang yang suka menyanyi. Kaka Lusy pernah mewakili SMAN Pantai Baru untuk ikut lomba vokal grup di Ba’a. Itu yang saya ingat dan tidak pernah lupakan dari kakak Lusy. Dia orangnya sangat aktif di sekolah,” lanjutnya.
Elisabeth mengaku, menjadi siswi kelas 2A, Apremoi Dudelusy Dethan merupakan satu dari sekian orang terpilih karena punya kecakapan intelektual.
“Dia orang yang pintar dalam menghitung. Sampai sekarang, ketemu di mana saja, pasti kakak Lusy selalu tegur, ibu, ibu dan ibu,” tutur Elisabeth.
Bukti Apremoi Dudelusy Dethan Anak Pintar di SMAN 1 Pantai Baru
Ia lanjut berkisah, pembuktian nilai-nilai
bahwa Apremoi Dudelusy Dethan menjadi anak pintar di eranya masih tersimpan dengan rapi di SMA Negeri 1 Pantai Baru.
“Saat itu saya dengan Wakasek Kurikulum, teman guru dan bapak Gustaf (ayah Apremoi Dudelusy Dethan), pagi sekali bapak Gustaf sudah ada di sekolah,” cerita Elisabeth.
“Bapak Gustaf datang ke sekolah bilang ini anak (Apremoi Dudelusy Dethan) butuh dia punya rapor, sedangkan di Oeledoh (rumah ayahnya) sudah tidak ada lagi. Jadi saya dan teman guru coba cari di ruangan kurikulum yang lama,” lanjutnya.
Sementara mencari arsipan nilai rapor yang ada di sekolah, dikatakan Elisabeth, ada seorang kawan guru yang datang menyampaikan kepadanya untuk coba mencari di gudang sekolah yang lama.
“Setelah kami cari tidak ketemu. Tapi memang jalan Tuhan, seperti ada bisikan bilang ibu pergi ke ibu punya tempat lama sah, di situ pasti ada,” kisah Elisabeth.
“Saya lihat ada map kuning pas di depan mata saya. Saya buka map itu ternyata ada daftar leger. Di situ ada nilai siswa dari tahun 2005 sampai 2014. Saya buka halaman paling belakang, aduh ketemu langsung nama Apremoi Dudelusy Dethan,” sambungnya.
Elisabeth menerangkan, leger merupakan buku yang berisi kumpulan nilai-nilai siswa dari seluruh bidang studi, yang digunakan oleh guru kelas untuk menyalin atau memindahkan nilai-nilai siswa ke dalam rapor.
“Itu semua ada guru bidang studi punya nilai yang kita masukan ke dalam leger, kemudian baru diinput ke rapor dari semua siswa angkatan itu. Saya foto semua, ini bukti kuat dan bukan tipu-tipu,” tegas Elisabeth.
Dan di dalam leger itu, diungkapkannya, Apremoi Dudelusy Dethan mendapat nilai baik ataupun tinggi dari setiap mata pelajaran.
“Tahun 2004 kakak Lusy dong kelas satu SMA. Saya penempatan 2005 tepatnya di Bulan April, setelah beberapa bulan, saya jadi wali kelas 2A yang ada kakak Lusy dan teman-temannya,” tutup Elisabeth.
Reporter : Dance Henukh