Rote Ndao,Sulutnews.com – Dalam lanskap pendidikan Indonesia yang luas, terbentang sebuah kisah yang membutuhkan perhatian dan refleksi mendalam. Di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, para guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) menghadapi tantangan unik terkait tunjangan profesi guru (TPG). Ungkapan hati dan keluhan yang disampaikan melalui media sosial, seperti yang diposting oleh Yolin Lulu bersama rekan-rekannya, membuka mata kita pada realitas yang perlu dikaji dengan bijaksana.

Isu dugaan penggelapan anggaran yang melibatkan Kepala Kantor Agama Rote Ndao menambah lapisan kompleksitas pada permasalahan ini. Jika tuduhan ini benar, maka ini bukan hanya sekadar masalah administratif, tetapi juga pelanggaran kepercayaan dan moral yang mendalam.
Sebuah Pertanyaan tentang Keadilan
Para guru PAK di Rote Ndao bertanya, mengapa mereka seolah menjadi “anak tiri” dalam perhatian Kementerian Agama RI? Mengapa TPG yang seharusnya menjadi hak mereka, terhambat atau bahkan tidak dibayarkan, sementara rekan-rekan mereka di kabupaten lain, bahkan di provinsi yang sama, menerima tunjangan tersebut dengan lancar? Pertanyaan ini bukan sekadar masalah administratif, tetapi juga menyentuh rasa keadilan dan kesetaraan. Dugaan penggelapan ini memperburuk perasaan ketidakadilan yang mereka rasakan.

Tanggung Jawab dan Pengorbanan
Di tengah ketidakpastian ini, para guru PAK di Rote Ndao tetap menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab. Mereka menyusun laporan kinerja bulanan, melengkapi jurnal mengajar, foto geotagging, SK pembagian tugas, daftar hadir, dan jadwal pelajaran. Bahkan, mereka mempersilakan pihak berwenang untuk mengecek langsung kinerja mereka di sekolah. Ini adalah bukti dedikasi dan pengorbanan yang patut diacungi jempol. Namun, pengorbanan ini terasa lebih berat ketika hak mereka diduga digelapkan oleh oknum yang seharusnya melindungi kepentingan mereka.

Sebuah Harapan untuk Perhatian dan Investigasi
Melalui berbagai postingan dan keluhan, para guru PAK di Rote Ndao tidak meminta lebih dari apa yang menjadi hak mereka. Mereka berharap agar Bapak Menteri Agama RI dan jajaran Kementerian Agama dapat memberikan perhatian khusus pada masalah ini. Mereka juga memohon bantuan dari berbagai pihak, termasuk Dewan Simson Polin, untuk menyuarakan keluhan mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Lebih dari itu, mereka berharap agar ada investigasi yang transparan dan adil terhadap dugaan penggelapan anggaran ini.

Sebuah Refleksi Bijaksana
Kisah para guru PAK di Rote Ndao adalah cermin bagi kita semua. Ini adalah panggilan untuk merenungkan kembali nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan perhatian dalam sistem pendidikan kita. Semoga, dengan kebijaksanaan dan kearifan, masalah ini dapat segera diselesaikan, sehingga para guru PAK di Rote Ndao dapat menerima hak mereka dan terus berkontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa. Selain itu, semoga kebenaran dapat terungkap dan keadilan dapat ditegakkan, sehingga tidak ada lagi oknum yang menyalahgunakan wewenang dan merugikan para pendidik.
Reporter: Dance Henukh









