MANADO|SULUTNEWS.COM– ORGANISASI perangkat pelayanan Pria Kaum Bapa Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa P/KB GMIM Panji Yosua telah terbentuk dan eksis sampai di luar negeri.
Tak hanya di Sulawesi Utara, khususnya Manado, Minahasa (raya) dan Bitung, “basis” wilayah GMIM ini, tetapi juga sudah ada sampai di Negeri Sakura, Jepang, ujar Ketua Komisi P/KB Sinode GMIM Periode 2014-2018 Ir. Stefanus BAN Liow, MAP (SBANL).
Sejak sah berdiri dan ditetapkan melalui Sidang Majelis Sinode Tahunan (SMST) GMIM tahun 2014-2015, semua 1.060 jemaat atau kongregasi dan 146 wilayah GMIM, telah membentuk “pasukan” Panji Yosua.
Lantas, apa yang sesungguhnya menjadi landasan dan di mana muncul gagasan pembentukan Panji Yosua?
Dijelaskan Senator SBANL, pembentukan atau pendirian Panji Yosua adalah untuk menjawab kebutuhan pelayanan saat itu dan mendatang, tegasnya.
Stefa Liow, sapaan pria familiar yang kini Anggota DPD RI/MPR RI ini, menjelaskan, Panji Yosua adalah perangkat pelayanan P/KB GMIM.
Kehadiran Panji Yosua untuk mengajak bapak-bapak gereja aktif dalam persekutuan ibadah, mengoptimalkan tugas sebagai kepala keluarga sekaligus juga imam, nabi dan raja di tengah keluarga.
Melalui Panji Yosua, bapak-bapak GMIM didorong untuk mendayagunakan karunia dan potensi diri, termasuk memberdayakan ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup, mencegah dan memberantas penyakit sosial kemasyarakatan.
“Artinya juga Panji Yosua P/KB GMIM berperan dalam peribadatan, meningkatkan kesejahteraan dan kamtibmas,” ungkap Penasehat pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulut itu.
Soal sejarah pembentukan Panji Yosua, Senator SBANL menjelaskan bahwa pembentukan atau pendirian Panji Yosua melalui proses yang terbilang panjang sampai akhirnya ditetapkan dalam SMST GMIM Tahun 2014-2015.
Penasehat Panji Yosua dan P/KB SG Periode 2022-2027 ini menjelaskan bahwa kajian teologisnya disusun oleh Pdt. Dr. Antonius Dan Sompe, M.Th, disain dan arti logo oleh Franky Noldy Lontaan, pilihan ayat Yosua 4 : 24 yang menjadi moto oleh Pdt. Karly W. Karundeng, M.Th.
Senator Stefa menceritakan dalam suatu waktu tahun 2014 bertempat di Radio Sion Tomohon, dimana saat itu dia sebagai anggota BPMS GMIM 2014 – 2018 dipercayakan juga sebagai Direktur Utama Radio Sion.
Sementara, Pdt Sompe sebagai Sekretaris Departemen APP Sinode GMIM setiap hari Sabtu memberikan materi penjabaran MTPJ di Radio Sion, Pdt Karly Karundeng Pemred Radio Sion, serta Franky Lontaan Reporter Radio Sion merangkap layout Renungan Pelita P/KB Sinode GMIM. Pdt Sompe dan Pdt Karundeng juga sebagai Penanggung Jawab Redaksi Renungan Pelita.
Namun kajian teologis, disain dan makna logo serta moto yang ditawarkan, tidak sertamerta ditetapkan. Semuanya masih melewati tahapan proses diskusi, semiloka, rapat, konsultasi dan sidang gerejawi.
Demikian pula penetapan Mars dan Hymne Panji Yosua dengan pencinta Dr. Maikel Sanger. Masih melalui sayembara dan Semiloka di Jemaat Pniel Manembo-Nembo Bitung.
Ketika itu, Stefa sebut Pnt. Ir. Maurits Mantiri adalah Ketua Komisi P/KB GMIM Jemaat dan Wilayah setempat, dan juga sebagai Anggota Komisi P/KB SG Periode 2014-2018 sekaligus Korbid Minat dan Bakat.
“Bertindak sebagai Juri waktu itu adalah Pdt Dan Sompe dari aspek teknis, Prof. Dr. Perry Rumengan dan tidak salah juga Ronald Pohan dari aspek teknis,” jelas Senator SBAN Liow, Ketua BULD DPD RI ini.
“Ada lebih dari 10 komponis GMIM yang ikut sayembara dan semiloka,” sambung Stefa.
Untuk draf panduan Panji Yosua, lanjutnya, dipercayakan kepada Pnt. Drs. Jackried Maluenseng, MSc, saat itu Korbid Litbang dan Infokom Komisi P/KB Sinode GMIM.
(**/arp)