Bolmut, Sulutnews.com – Kerajaan Kaidipang Besar terletak di Sulawesi, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Sabtu (11/11/2023)
Kerajaan Kaidipang Besar ini berdiri pada tahun 1912 hasil peleburan kerajaan Kaidipang dan Bolaäng Itang.
Kerajaan Kaidipang terletak di Sulawesi, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Didirikan tahun 1630. Kerajaan Kaidipang dan Bolang Itang dipersatukan tahun 1912 dengan nama Kerajaan Kaidipang Besar.
Raja Mahmud Korompot dari kerajaan Kaidipang memerintah 1908 – 1912, namun beliau meningal 07 februari 1910, beliau wafat selang dua tahun kerajaan Kaidipang mengalami kevakuman yang menjalankan roda pemerintahan adalah Jogugu Mbuingo Papeo.
Dalam fase wapatnya raja Mahmud empat calon Raja yang dipersiapkan yakni:
1. Abo Lancong Korompot,
2. Abo Husain Korompot,
3. Abo Dadoali. L. Korompot,
4. Abo Ram Soeit Pontoh.
Masyarakat kerajaan Kaidipang memusyawarakan dari Empat Calon yang pantas menjadi Raja, masyarakat memilih Ram Suit Pontoh untuk posisi Raja di Kerajaan Kaidipang yang diterbitkan SK oleh Residen Belanda Di Manado dengan kontrak pendek atau Korte Verklareng. Setelah sudah berkuasa nama kerajaan menjadi kerajaan Kaidipang Besar meliputi wilayah Kaidipang Bolang Itang dengan Ibu Kota Boroko. Batas wilayah :
1. Sebelah barat sampai pada Sungai Atingola.
2. Sebelah timur sampai pada Desa Biontong.
Raja Ram Suit Pontoh memimpin dari tahun 1912 sampai tahun 1950 seiring falam lintasan sejarah wilayah Federasi Kerajaan Bolaang Mongondow Raya yang dipimpin langsung oleh keempat Raja dengan membentuk Dewan Kerajaan serta menunjuk satu Ketua Dewan Raja Bolaang Mongondow. Ibukota dari Federasi Negara Bolaang Mongondow di pusatkan di Kotamobagu.
Hal itu karena Bolaang Mongondow adalah wilayah mandiri berdaulat (Zelfbestuur), di tahun 1938 Hindia Belanda menerbitkan UU Pengakuan Kedaulatan Kerajaan Mandiri di seluruh Nusantara.
Pengakuan atas Kedaulatan Kerajaan Serikat (Federasi Statuut) Bolaang Mongondow melalui UU Staatblaad Zelfbestuuregelen No 256 Tahun 1938 dan Ind.Stb. 1932 No. 571.
Pada saat mulai terbentuknya Indonesia setelah Proklamasi 17 Agustus tahun 1945, Indonesia sempat terbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), Federasi Statuut Kerajaan Gabungan Bolaang Mongondow Raya tetap mempertahankan gabungan ini melalui Konfrensi Keputusan Empat Kerajaan tanggal 20 Agustus 1948 No. B 17/1/8, status tetap menjadi Swapraja Gabungan Bolaang Mongondow dalam wilayah Negara Indonesia Timur (NIT).
Situasi politik nasional yang tidak menentu antara Pro RIS dan Pro NKRI melalui rapat bersama maka pada tanggal 1 Juli 1950, Swapraja Gabungan Bolaang Mongondow Raya menyatakan bergabung ke NKRI pada tanggal 1 Juli 1950 melepaskan sistem pemerintahan kerajaan (swapraja) menjadi sistem pemerintahan presidensil.
Sejarah terbentuknya Kerajaan Kaidipang dipimpin oleh 14 orang raja secara turun temurun yang berakhir dengan raja ke 14 (raja terakhir) MAHMUD MANOPO KOROMPOT ANTOGIA yang wafat tanggal 07 februari 1910 di kediaman istana terletak di Desa Kuala yang saat ini sudah menjadi pemukiman penduduk.
Dan disembayangkan di Mesjid Jami Desa Kuala yang di bangun oleh raja ke XIII LUI KOROMPOT, masyarakat memberi julukan penghormatan KIOMBUINA KOMASIGI. Raja Mahmud memerintah 1908-1912, namun 07 februari 1910 beliau wafat selang dua tahun Kerajaan Kaidipang mengalami kevakuman yang menjalankan roda pemerintahan adalah Jogugu Mbuingo Papeo.
Dalam fase wafatnya Raja Mahmud tiga calon yang dipersiapkan yakni ABO LANCONG KOROMPOT adik kandung Raja Mahmud, ABO HUSAIN KOROMPOT Putra Mahkota Raja Ke X Tiaha Korompot II dan ABO DADOALI L KOROMPOT Putra Mahkota Raja ke XIII LUI KOROMPOT.
Dalam pencalonan ini terjadi silang pendapat ini menyebabkan Abo Lancong bernegosiasi dengan Ram Suit Pontoh untuk menduduki posisi raja di Kerajaan Kaidipang yag diterbitkan S.K Residen Belanda di Manado dengan kontrak pendek atau KORTE VERKLARENG.
Setelah berkuasa nama kerajaan menjadi Kerajaan Kaidipang Besar meliputi wilayah Kaidipang Bolangitang dengan ibu kota Boroko Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongodow Utara.
Kedudukan Raja Ram Suit Pontoh berakhir bulan Juli 1950 seiring dengan pernyataan bersama empat raja bergabung dalam negara kesatuan Republik Indonesia dengan sistem pemerintahan presidentil.
Tokoh-tokoh pemuda yang berjiwa patriotis nasional yang sangat besar andilnya di Kaidipang Besar menentang kebengisan penjajah adalah terdiri dari tokoh-tokoh Serikat Islam, organisasi Muhamadiyah dan Hisbulwatan, merupakan pemuda merah putih yang tangguh.
Ketua pemuda Hisbulwatan ini Abo Arifin Pontoh dan Sekertaris Noho Rahman. Pemuda-pemuda merah putih adalah cabang dari Pemuda Merah Putih Gorontalo yang mulai bergerak tahun 1942 di bawah pimpinan tokoh Pahlawan Nasional Gorontalo NANI WARTABONE yang menangkap dan mengusir penjajah Belanda dengan satu tekad dan tujuan Indonesia berparlemen.
Kemudian tokoh-tokoh pemuda merah putih ini juga mendapat dukungan dari pemuda-pemuda berjiwa patriotis nasionalis yang tergabung dalam KNI (Komite Nasional Indonesia) Bolaang Mongondow berkedudukan di Kotamobagu.
SUSUNAN NAMA RAJA RAJA KAIDIPANG :
1. Paduka Raja Maurits Binangkal Korompot (1677)
2. Paduka Raja Tiaha Korompot
3. Paduka Raja Dodoali Korompot
4. Paduka Raja Philips Korompot
5. Paduka Raja Piantai Korompot
6. Paduka Raja Gonggala 1 Korompot
7. Paduka Raja Antogia
8. Paduka Raja Tatu Korompot Mengganti Nama Menjadi William David Korompot (1770-1817)
9. Paduka Raja Toturu Korompot (1817-1835)
10. Paduka Raja Tiaha II Korompot (1835-1863)
11. Paduka Raja Muhammad Nurdin Korompot (1863-1866)
12. Paduka Raja Gonggala II Korompot (1866-1896)
13. Paduka Raja Mahmud Manopo Korompot (1908-1910)
14. Paduka Raja Louis Korompot (1998-1908)
Dari sumber Catatan Sejarah Kerajaan Kaidipang: pada tanggal 7 februari 1910 Raja Kerajaan Kaidipang XIV Mahmud Manopo Korompot meletakan jabatannya sebagai Raja Kaidipang. Maka kerajaan mengalami kekosongan raja sejak akhir tahun 1910-1912, tampuk pemerintahan dilaksanakan oleh anak dari raja XIV yakni Dadoali Korompot berstatus kepala distrik (marsaoleh) bersama Tjogugu Mbuingo Papeo.
Pada saat paduka Raja Ram Suit Pontoh memimpin Kerajaan Bolangitang tahun 1912 dikukuhkan menjadi paduka Raja Kerajaan Kaidipang Besar, (gabungan dari wilayaj Kerajaan Bolangitang dan Kaidipang) sekaligus sebagai raja pertama dan terakhir di Kerajaan Kaidipang Besar (1912-1950).
SUSUNAN SILSILAH KETURUNAN RAJA RAJA KAIDIPANG :
1. RAJA 1 MOERITZ DATOE BINANGKAL KOROMPOT ± 1630-1679
PERMAISURI BOKI TOHOMIANG OLII (KETURUNAN RAJA LIMUTUNG LIMBOTO) ISTRI SEWAKTU KEPALA SUKU
LETI HUKUM (ASAL BUOL)
ISTRI KETIGA NAURA
2. RAJA II TIAHA KOROMPOT I ± 1679-1699
3. RAJA III DADOALI KOROMPOT ± 1699-1709
4. RAJA KE IV PHILIP KOROMPOT ± 1709-1710
5. RAJA KE V PIANTAI KOROMPOT ± 1710-1735
PERMAISURI: BUA KEABA MAMONTO MANOPPO ASAL MONGONDOW
KETURUNANNYA :
ABO ANTOGIA KOROMPOT
ABO GONGGALA KOROMPOT
BOKI HENTINENE KOROMPOT
6. RAJA KE VI ABO ANTOGIA KOROMPOT ± 1735-1745
KETURUNANYA :
ABO GUGUL KOROMPOT
BOKI SAHEBE KOROMPOT
BOKI MOLUKO KOROMPOT
7. RAJA KE VII ABO GONGALA KOROMPOT I ± 1745-1770
KETURUNANYA
ABO WELEM DAVID KOROMPOT
BOKI NINGGULE KOROMPOT
8. RAJA KE VIII ABO WELLEM DAVID KOROMPOT ± 1770-1817 (OMBU INA PINOBOLANGGO)
PERMAISURI : BOKI ELISABET (PUTRY KETURUNAN BELANDA)
KETURUNANYA
PATRA KOROMPOT
TENGA KOROMPOT
BOKI DEINULIO
KETURUNANYA
ABO TORURU KOROMPOT
BOKI PANIVULAWA PAPEO
KETURUNANYA
BOKI LINGGAKOA KOROMPOT KAWIN DENGAN PENGHULU PONTO DARI BOLANGITANG BOKI VUNGALELE (BULU) ASAL GENTUMA
KETURUNANYA
ABO PANGINJOLANG KOROMPOT (VAN SOLANG)
ABO MAHANJALANGI KOROMPOT
9. RAJA KE IX ABO TORURU KOROMPOT ± 1817-1835 (OMBU IN KEFUTI)
PERMAISURI: BOKI MOWU
KETURUNANYA
ABO TIAHA KOROMPOT
ABO GONGGALA KOROMPOT
ABO MOBILING KOROMPOT
BOKI BOUNIA KOROMPOT
BOKI TAMARUTU KOROMPOT (KAWIN DENGAN PADE PONTO)
BOKI KADIO BOLOTA
KETURUNANYA
ABO VANDIS MOH NURDIN KOROMPOT
10. RAJA KE X ABO TIAHA KOROMPOT II ± 1835-1863 (OMBUNA NILINUGA)
PERMAISURI: BOKI MOMINGO
KETURUNANNYA
BOKI KOROMPOT
BOKI TELEHULAWA
KETURUNANYA
ABO HUSAIN KOROMPOT
ISTRINYA BOKI DALEMA PAPEO PUTRI BUOL
BOKI ELE DATUNSOLANG BINTAUNA
BOKI HADIJAH DI MONGONDOW
11. RAJA KE XI ABO VANDIS MOH NURDIN KOROMPOT
± 1863 – 1866, 18 JUNI 1880 AKTE VAN BEVES LIGING IN VERKLARING
(OMBU INA KE KAPLAO/OMBU INA KEAMUNGO)
PERMAISURI: BOKI LAUKO
KETURUNANYA
ABO ABDULLAH KOROMPOT
ABO RAUF KOROMPOT
BOKI TELEHAJI
ABO MONGAGU KOROMPOT
PUTRY AMBON BATU MERAH BAWAH
KETURUNANYA
ISMAIL KAIDUPA
UDIN KAIDUPA
ABD RAHMAN KAIDUPA
ABD KARIM KAIDUPA
ABDULAH KAIDUPA
ABD WAHAB KAIDUPA
IDRIS KAIDUPA
NURAINI KAIDUPA
DJAINI KAIDUPA PUTRI ISMAIL KAIDUPA
12. RAJA KE XII ABO GONGALA KOROMPOT II (OMBUINA KEBINTANGO)
± 1866-1898, 23 OKTOBER 1865 (VERKLARING EN AKTE VAN BEEST AIGING).
PERMAISURI : BOKI SINIR OLII ASAL DARI LIMUTU (LIMBOTO) SAUDARA LAKI LAKINYA HAPLAI (BISA MENGHAFAL ISI AL-QUR’AN ) KEMUDIAN BERKEMBANG MENJADI NAMA BESAR HAPILI YANG BERKEMBANG DI DESA TUNTUNG DAN BOROKO
KETURUNANYA
ABO LUI KOROMPOT
BOKI KATULING KOROMPOT
BOKI NURMALA KOROMPOT KAWIN DENGAN JOGUGU ISRAEL MOKODOMPIS
BOKI DJUHARA KOROMPOT
ABO OLII KOROMPOT
BOKI SALIMBURUNG GUGUL DARI OLOT
KETURUNANYA
ABO MAHMUD MANOPPO KOROMPOT
ABO LANCONG KOROMPOT
BOKI DEINULI KOROMPOT
BOKI SITTI KOROMPOT
BOKI NAMANG KOROMPOT
BOKI MIHING
KETURUNANYA
ABO PUNE KOROMPOT
ABO MOKOGINTA KOROMPOT
BOKI HEMBESO
KETURUNANYA
ABO DJIM KOROMPOT
13. RAJA KE XIII ABO LUI KOROMPOT (OMBO INA KAEMALI) ± 1989-1908
PERMAISURI: BOKI NUR ANAK ABO DODOALI KOROMPOT (MAI SAMALE)
BOKI DJAMARUTU KOROMPOT
BOKIL TALIBO DARI LANGI ANAK BOKI TIMBO KOROMPOT (NAI SAMALE) KAWIN DENGAN LAHAI DAMA
14. RAJA KE XIV ABO MAHMUD MANOPPO KOROMPOT ANTOGIA (OMBO INA KOMASIGI) ± 1908 – 1912
PERMAISURI: BOKI MANGGEADI PONTO
KETURUNANYA
ABO PHILIP ANTOGIA
BOKI KULAMBU ANTOGIA
BOKI DJABIA MULILING
KETURUNANYA
ABO MANTRONG ANTOGIA
BOKI AIDAU USMAN
KETURUNANYA
ABO HUSAIN ANTOGIA
BOKI NURAIN LASENA
KETURUNANYA
BOKI BIDA ANTOGIA
BOKI BULANGGILATO PATILAMA
KETURUNANYA
BOKI SARAH ANTOGIA
BOKI SINAMI PATEDJENU
KETURUNANYA
BOKI FATMA (MEDAHU) ANTOGIA
ABU ARSAD ANTOGIA
ABO MADJID ANTOGIA
BUA MABO MANOPPO PUTRI RAJA MONGONDOW
KETURUNANYA
ABO ABRAHAM KOROMPOT
ABO DAMON KOROMPOT
BOKI N GUGUL
± 1910-1912
SITUS RUMAH RAJA ‘KOMALIG’ KAIDIPANG BESAR :
Situs Rumah Raja Komalig berhadapan dengan lapangan kembar Kota Boroko sebagai ibukota Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Kota Boroko sejak awal dijadikan pusat pemerintahan swapraja, dari catatan arsitektur rumah raja komalig sejak awal dirancang bangun oleh arsitek dari Nederland dengan sistem drainase pada musim penghujan dibuat danau serapan di belakang istana. Pada musim kemarau udaranya sejuk, karena telah ditanam bunga teratai dan pohon manggis yang daunnya dapat menyerap arus panas sinar matahari.
Rumah Kerajaan ini didirikan oleh Paduka Ram Suit Pontoh, Raja Kaidipang Besar. Daya tarik dari situs sejarah ini adalah Istana Kerajaan Kaidipang Besar dengan taman istana yang ditumbuhi pohon dan rumput hijau.
Kota Boroko dikenal sebagai sumber air sumur dangkal dengan kedalaman dua meter dengan kebeningan mata air.
Keunikan/Kelangkaan terlihat dari bangunan istana yang terbuat dari jenis kayu nantu dan jenis kayu pohon ulin memiliki nama ilmiah eusideroxylon zwageri, pohon ini disebut pohon besi karena merupakan kayu terkuat dari habitat aslinya, dari Kalimantan dan Sulawesi Tengah, kayu ulin juga sangat tahan lama dalam penggunaannya, dan tahan rayap yang didekorasi dengan ornamen khas. Raja Ram Suit Pontoh mendatangkan tenaga ahli pertukangan dari Tiongkok dan rancang bangunnya dari Minahasa.
Atraksi budaya dilestarikan meliputi Tari Giomu (menjemput tamu kehormatan) dan Tarian Adat Perang.
Alat musik yang sakral warisan leluhur kolintang atau gamelan yang ditabuh jika ada acara prosesi adat kerajaan dan ada keluarga raja yang wafat dan adat perkawinan.
Kondisi rumah raja masih terjaga kelestarian lingkungannya, dikelilingi pohon manggis dan pohon duku masih dalam kawasan istana meredam teriknya matahari.
Redaktur : (***/Gandhi )
https://waktu.news/sejarah-kerajaan-kaidipang-dan-susunan-nama-raja-serta-keturunannya/amp/