Tahuna, Sulutnews.com – Nama Dr Hendrik Manossoh, memang bukanlah nama yang baru muncul untuk calon kepala Daerah di Kabupaten Sangihe.
Sejak 2010, Opo Manossoh, sapaan akrabnya pernah muncul sebagai calon wakil Gubernur mendampingi Vonie Panambunan, namun pencalonan kali itu gagal. Tahun 2016 Opo Manossoh juga di gadang-gadang menjadi salah satu calon Bupati di Sangihe.
2024, Mantan Nyong Sulut itu pun memantapkan langkahnya untuk terjun di dunia politik, ia maju sebagai Calon Bupati di usung oleh Partai Gerindra dan Perindo bersama Remran Sinadia, sebagai Calon Wakil Bupati.
Opo Manossoh, terbilang baru dalam dunia politik, ia sendiri berlatar belakang sebagai akademisi, ia tinggalkan profesinya sebagai dosen untuk mengikuti kompetisi calon pimpinan Daerah.
Dengan segala keterbatasan, pria murah senyum itu terus meyakinkan masyarakat akan sebuah harapan baru bagi Sangihe, ia rela menyebrang lautan demi mengunjungi masyarakat di pulau-pulau bahkan naik turun rumah sampai ke pelosok Sangihe.
Berbagai terpaan isu miring saat Pilkada, Opo Manossoh tetap tenang dan terus mempercepat langkahnya demi menarik simpati masyarakat, hingga akhirnya pada tanggal 27 November 2024, sebagai hari penentuan siapa yang bakal di pilih rakyat.
Sebelumnya dua hari menjelang pencoblosan, serangan fajar dari lawan-lawan politik terus menerus menggempur setiap basis Menadia (Manossoh-Sinadia, jargon untuk pasangan Opo Manossoh dan Remran Sinadia) di sementara Menadia tidak ikut-ikutan praktek politik uang.
Sampai akhirnya pada perhitungan suara cepat di tanggal 27 November usai pencoblosan, Opo Manossoh harus rela menempati posisi ke tiga dari empat Pasangan Calon, Menadia mengungguli mantan Bupati Jabes Ezar Gaghana, yang dianggap petahana dengan sejumlah pengaruh politik dimana karir politik Gaghana terbilang hebat, perna menjadi anggota DPRD, dua periode Wakil Bupati dan satu periode Bupati.
Tentunya capaian tersebut sebagai langkah awal yang memuaskan bagi kiprah seorang Opo Manossoh, politisi baru berjibaku di pentas Pilkada Sangihe. Tak hanya itu ia memiliki pemilih yang murni hati nurani, mereka memilih bukan karena di bayar.
Meski ia gagal melenggang ke top leader Sangihe untuk menunggangi DL 1 A, namun sikap kasatria seorang Opo Manossoh teruji, ia sangat menjunjung nilai-nilai sportivitas seorang petarung, siap kalah dan siap menang.
Terbukti tanggal 29 November 2024, pria yang memiliki segudang pengalaman organisasi itu, di dampingi istri tercinta langsung menemui Paslon pemenang Pilkada Sangihe yakni Michael Thungari dan Tendris Bulahari.
Pertemuan itu pun sontak menjadi heboh, banyak pihak memuji sikap seorang Opo Manossoh yang selalu menerapkan politik santun dan kekeluargaan diatas segala-galanya. Pada akhirnya pertemuan tersebut menjadi langkah awal konsolidasi untuk menyatukan langkah demi membangun Sangihe.
“Bagi saya sikap sportivitas itu harus dimiliki oleh seorang petarung, kita harus mengakui keunggulan orang lain dan harus siap menerima kekalahan, sebab jika hari ini saya kalah sudah pasti ada maksud dan rencana Tuhan bagi masa depan saya, sehingga saya selalu menerapkan konsep berpolitik yang santun agar situasi politik di tanah kelahiran saya ini tetap adem dan tali persaudaraan dan kekeluargaan itu tetap terjalin erat” ungkap Opo Manossoh.
Sikap sportivitas Opo Manossoh menjadi viral di media sosial, menui berbagai komentar positif dan dukungan serta pujian atas tindakan kasatria seorang Opo Manossoh.
Menurut Jhonny Rompas, tokoh masyarakat Sangihe, sikap sportivitas Opo Manossoh seharusnya menjadi panutan bagi politisi lain agar suhu politik di Sangihe tetap kondusif, “Itu jauh lebih baik ketimbang memprovokasi pendukung maupun menebar harapan-harapan palsu, langkah Opo Manossoh sebagai Politisi Baru menjadi tamparan bagi politisi senior di Sangihe maupun di Sulut “. Kata Rompas.
Senada juga di ungkap oleh wartawan senior, Ridi Maniku, menurut dia Opo Manossoh mewariskan sikap kasatria para raja Sangihe yang menjaga sikap sebagaimana seorang Patutune.
“Dimata kami sikap Opo Manossoh di pentas politik akan mempertegas siapa dia sebenarnya, ternyata dia seorang petutune yang mewariskan sikap kasatria para raja Sangihe, dan bagi kami langkah Opo Manossoh itu semakin mengokohkan namanya di hati masyarakat Sangihe, meski dia kalah namun dia menang di hati masyarakat” kunci Maniku. (Andy Gansalangi)
