Bengkulu Selatan – Sulutnews.com – Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal adalah program dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meningkatkan status gizi ibu hamil dan balita. Program ini dilakukan di luar gedung Puskesmas dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Sumber dana Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ketahanan pangan lokal di puskesmas dapat berasal dari berbagai sumber, seperti: Bankeu Provinsi, Biaya Operasional Kesehatan (BOK).
PMT ketahanan pangan lokal juga dapat di integrasikan dengan kegiatan lintas program dan sektor terkait
PMT lokal memiliki beberapa tujuan, di antaranya: Meningkatkan status gizi, Menurunkan angka stunting, Membantu anak-anak tumbuh sehat dan Cerdas.
Namun pada realisasinya seperti apa yang direalisasikan oleh Puskesmas Pino masat sesuai hasil penelusuran media ini baik dengan kepala desa maupun beberapa petugas kesehatan desa serta masyarakat menjelaskan bahwa pemberian makanan tambahan dari puskesmas terkadang ada, dan sebagiannya menyatakan tidak ada.
Hal ini jelas timbulkan keraguan atas realisasi anggaran makanan tambahan dari puskesmas Pino, sebab anggaran untuk makanan tambahan untuk masyarakat seluruh desa juga menganggarkan dari dana desa, oleh sebab itu besar kemungkinan pertanggung jawaban anggaran makanan tambahan dari puskesmas juga memanfaatkan apa yang sudah di anggarkan desa, ujar beberapa sumber yang di konfirmasi oleh media ini.
Sementara itu kepala puskesmas kecamatan Pino tahun 2023 Deni saat di konfirmasi media ini menyatakan “saya tidak ingat lagi anggaran untuk makanan tambahan tersebut, yang jelas anggaran itu ada Silva dan di kembalikan ke negara” ujarnya.
Terpisah pegawai penanggung jawab kegiatan puskesmas Pino masat Duwi saat di temui di puskesmas Pino menjelaskan bahwa anggaran tersebut sudah di realisasikan seluruhnya tanpa Silva, “ya kita sudah merealisasikannya semua tidak ada Silva” ungkap Duwi.
Menyikapi hal ini ketua LSM pekat Isyak Burmansyah menyatakan bahwa pihaknya patut menduga kuat realisasi kegiatan ini tidak tepat, sebab dari pernyataan kepala puskesmas saat itu deni berbanding terbalik dengan pernyataan pelaksana kegiatan yang mana Deni dengan jelas menyatakan bahwa anggaran tersebut ada Silva dan di kembalikan ke negara, dan pelaksana kegiatan menyatakan tidak ada Silva.
“Atas adanya pernyataan antara kepala puskesmas Deni dengan pelaksana kegiatan Dwi yang berbanding terbalik, ini sudah menjadi satu bukti adanya ketidak beresan dalam realisasi kegiatan ini. Oleh karena itu kita meminta dengan pihak terkait agar dapat melakukan pemeriksaan atas realisasi program makan tambahan di puskesmas Pino tahun anggaran 2023 yang lalu, hal ini di anggap penting karena saat ini beberapa anggaran puskesmas juga sudah menjadi sorotan APH termasuk BOK” tutup Isyak.(Dinaro)